REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji hubungannya dengan Presiden Turki Tayyep Erdogan. Keduanya bertemu di Gedung Putih untuk menjembatani perbedaan kedua sekutu NATO dalam kebijakan di Suriah sampai pembelian sistem pertahanan Rusia.
Trump menyambut hangat presiden Turki saat Kongres AS marah dengan serangan yang dilakukan Ankara ke Suriah. Serangan yang akhirnya mendorong mundur pasukan Kurdi, rekan utama AS dalam memerangi ISIS.
"Kami telah berteman sejak lama, hampir sejak hari Pertama, kami saling memahami negara masing-masing, kami memahami dari mana kami berasal," kata Trump kepada Erdogan saat kedua duduk di Oval Office, Kamis (14/11).
Kepada Erdogan dan istrinya Emine, Trump mengatakan menghormati negara mereka. Di depan Gedung Putih, pengunjuk rasa mengecam kunjungan Erdogan.
Mereka meminta Trump melindungi orang-orang Kurdi dari ancaman serangan Turki di Suriah. Mereka mengibarkan spanduk bertuliskan 'Amerika Bersamamu Sekutu Kurdi'.
Trump mengatakan mereka juga membahas pembelian sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia yang dilakukan Turki. Trump menambahkan kedua belah pihak membahas potensi perdagangan senilai 100 miliar dolar AS.
"Kami juga membicarakan tentang kesepakatan dagang, sejujurnya kami akan memperluas hubungan perdagangan dengan sangat signifikan," kata Trump.