REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imron Baehaqi
Orang yang sedang diuji dengan sakit jasmani mungkin merasa gelisah dan khawatir, lalu bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah penyakit yang dideritanya itu ada obatnya. Seandainya ada, apakah dirinya akan sembuh setelah menemukan dan mengonsumsi obat penawarnya tersebut.
Dalam kitab Ath-ThibbunNabawi(Pengobatan Nabi SAW)yang ditulis oleh Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah, ditemukan sejumlah riwayat yang menjelaskan, setiap penyakit yang Allah turunkan ada obat penawarnya.
Sebagaimana dikisahkan dalam Musnad Imam Ahmad, dari Ziyad bin Ilaqah, dari Usamah bin Syuraik, ia menceritakan tentang beberapa orang laki-laki dari Badui yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebolehan berobat.
Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, apakah kami boleh berobat? Beliau menjawab, Betul hai para hamba Allah, berobatlah! Karena, setiap kali Allah menciptakan penyakit, pasti Allah juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja.
Mereka bertanya, Penyakit apa itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, penyakit lanjut usia.
Dalam lafaz lain, disebutkan, Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan penyembuhnya. Namun, ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.(HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dari riwayat tersebut , Rasulullah SAW memberi informasi yang sangat berharga bagi kita. Bahwa setiap penyakit yang diderita oleh manusia itu ada obatnya. Hal ini tentu menjadi sangat penting, khususnya bagi yang sedang mendapat musibah berupa sa kit, ringan ataupun berat agar tetap optimistis, sabar, berdoa, dan terus berusaha untuk sembuh dari penyakit yang dialami nya.
Sebab, tidak sedikit orang menjadi pesimistis atau putus asa karena sakit yang dideritanya tidak kunjung pulih. Bahkan, lebih parah lagi, jika sudah pada tingkat berprasangka jelek kepada Allah, yang ditandai dengan sikap marah-marah, enggan berdoa, meninggalkan ibadah dan seumpamanya.
Termasuk putus asa yang lebih parah lagi adalah pergi ke dukun untuk berobat, atau praktik-praktik lain yang mengakibatkan pada perbuatan dosa syirik. Karena, iman dan tauhidnya sudah rusak, bisa jadi mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, gara-gara sakit yang dideritanya tersebut. Semoga kita dijauhkan dari sifat putus asa dan perbuatan buruk seperti ini.
Berobat dengan cara-cara yang syar'i merupakan perkara yang diperin-tahkan dalam Islam. Setiap Mukmin hendaklah yakin dan optimistis, setiap penyakit itu ada obat penyembuhnya.
Yakinlah, hakikatnya yang menyembuhkan segala penyakit itu adalah karena izin Allah SWT. Wallahu Al-Musta'an.