REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Malang benar nasib Taison Barcellos Freda yang membela Shakhtar Donetsk di Liga Ukraina. Karena berang dan merespons tindakan rasialis yang ditujukan kepadanya, Taison justru mendapatkan larangan bermain satu pertandingan.
Pada 10 November lalu, Shakhtar menjamu Dyname Kiev di Stadion Metalist dalam bigmatch Liga Ukraina. Shakhtar unggul 1-0 lewat gol tunggal Serhiy Kryvtsov pada menit ke-18.
Tapi menjelang laga Shakhtar vs Dynamo berakhir, Taison menerima perlakuan rasialis. Tak terima, ia mengecam perlakuan oknum suporter lawan. Taison juga menendang bola ke arah para suporter tersebut.
Melihat situasi tak kondusif, wasit Mykola Balakin menginstruksikan semua pemain ke luar lapangan pada menit ke-77. Ketika kembali, Balakin kemudian memberikan kartu merah kepada Taison. Akibatnya, ia mendapatkan larangan bermain satu laga dari Federasi Sepak Bola Ukraina (UAF).
Hukuman ini menuai kecaman dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional (Fifpro). "Kami sangat kecewa dengan keputusan UAF. Tidak bisa dipahami, ketika mereka mengadili korban pelecehan rasialis. Itu berlaku bagi mereka yang mempromosikan perilaku tercela seperti ini," demikian pernyataan Fifpro, dikutip dari BBC, Jumat (22/11).
Pamain Brasil lainnya, Dentinho Ferreira Bonfim mengalami perlakuan serupa. Dentinho juga memperkuat Shakhtar.
Di video sosial, dua pria dari negeri Samba terlihat menangis. Gelandang tuan rumah, Marcos Antonio prihatin melihat kondisi tersebut.
"Sebuah pertandingan membutuhkan sosok yang benar-benar menggemari sepak bola, bukan orang yang datang ke stadion, dan bertindak seperti itu," ujar Antonio.
Ia meminta semua kalangan segera menghentikan aksi minor ini. Sebab tindakan rasialis selalu menimbulkan kekesalan.
Belakangan rasialisme kembali menghantui sepak bola Eropa. Selain di Ukraina, ada beberapa pertandingan di Serie A dan kualifikasi Piala Eropa diwarnai tindakan tak terpuji itu.