REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menuding terdapat keterlibatan agen Amerika Serikat (AS) dalam aksi demonstrasi dan kerusuhan di negaranya yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mereka bergabung dengan kerumunan pengunjuk rasa.
Juru bicara Garda Revolusi Iran Brigadir Jenderal Ramezan Sharif mengatakan aksi protes di negaranya diprakarsai kaum royalis yang menghendaki kembalinya dinasti Reza Pahlavi yang digulingkan dalam revolusi 1979. Terdapat pula kelompok oposisi bersenjata Mujahidin Khalq dan separatis yang turut terlibat dalam demonstrasi.
Dia turut menuding badan intelijen AS, Arab Saudi, dan Israel sebagai pemicu kerusuhan di negaranya. Hal itu turut disampaikan Komandan Garda Revolusi Iran di Provinsi Kermanshah Bahman Reyhani.
Aksi demonstrasi dan kerusuhan memang masih berlangsung di Kermanshah pekan ini. Reyhani mengklaim pasukannya telah membantu polisi setempat meredam huru-hara.
"Para perusuh (di Kermanshah) termasuk kelompok anti-revolusioner (oposisi yang diasingkan) dan layanan intelijen Amerika," kata Reyhani, seperti dilaporkan kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim, Sabtu (23/11).
Menurut kelompok hak asasi manusia Amnesty International sedikitnya 30 orang tewas di Kermanshah selama demonstrasi berlangsung. Iran menolak data yang dirilis Amnesty. Teheran menyebut jumlah korban tewas Amnesty spekulatif.
Sebelumnya Garda Revolusi Iran mengatakan telah menangkap 100 orang yang memimpin demo penolakan kenaikan BBM. "Sekitar 100 pemimpin, kepala, dan tokoh utama kerusuhan baru-baru ini diidentifikasi dan ditangkap di berbagai bagian negara oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran," ungkap juru bicara kejaksaan Iran Gholamhossein Esmaili pada Jumat (22/11), dikutip laman Al Arabiya.
Menurut otoritas Iran, mereka yang ditangkap terlibat dalam aksi penyerangan terhadap kantor polisi dan pembakaran pom bensin. Mereka pun disebut berpartisipasi dalam aksi penjarahan toko-toko di sana.
Aksi demonstrasi di Iran pecah pada Jumat lalu. Hal itu terjadi setelah Iran mengumumkan kebijakan kenaikan harga BBM sebesar 50 persen yakni dari 10 ribu real per liter menjadi 15 ribu real per liter.
Bentrokan antara massa dan aparat keamanan tak terhindarkan. Beberapa orang, termasuk anggota polisi, tewas dalam kericuhan tersebut. Tiga anggota pasukan keamanan ditikam hingga mati di dekat Teheran. Terdapat sekitar 1.000 demonstran yang ditangkap otoritas Iran.