Selasa 26 Nov 2019 20:57 WIB

Kado Pahit Hari Guru

Kabar pahit guru honorer ketika mendengar gaji staf khusus Presiden

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Unjuk rasa mendesak pemerintah memperbaiki nasib para guru honorer (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN
Unjuk rasa mendesak pemerintah memperbaiki nasib para guru honorer (Ilustrasi)

Mundur ke belakang pada era tahun 80 sampai 90-an, penulis mengenang aktivitas proses belajar-mengajar menimba ilmu dengan para guru yang berjalan normal seperti pada umumnya. Rasa menghargai dan menghormati begitu terasa sehingga tidak muncul dan terjadi peristiwa yang menciderai hubungan baik tersebut. Hal itu tidak hanya saat berada di lingkungan dalam sekolah, namun juga saat di luar sekolah.

Tidak berhenti sampai di situ, pada saat acara perpisahan pun diwujudkan dengan mengundang wali kelas sambil menyanyikan lagu kemesraan yang dilantunkan bersama-sama.

Baca Juga

Menjelang hari guru tahun ini, rasa harmonis antara guru dan siswa menjadi terkoyak saat terdengar kabar peristiwa yang menimpa seorang ibu guru di Bantul Yogyakarta. Betapa tidak terkoyak, salah satu siswanya sampai hati masuk rumah dan kamarnya pada malam hari lalu menikamnya dengan pisau tajam pada ulu hatinya.

Entah apa yang merasuki siswa tersebut. Menurut pengakuan pelaku, tindakan tersebut dilakukan karena cintanya ditolak oleh ibu guru yang telah bersuami tersebut. Peristiwa ini menjadi viral karena merupakan kejadian yang baru pertama kali terjadi di Bantul. Inikah kado pahit dari Bantul pada hari guru tahun ini?

Ataukah ada kado yang lebih pahit lagi ketika terdengar kabar gaji staf khusus presiden yang baru akan kerja sudah diberi tahu gajinya yang berpuluh-puluh juta? Hal ini tentu kabar pahit ketika dibandingkan dengan gaji kecil guru honorer yang sudah bekerja berpuluh-puluh tahun.

Sejak zaman dulu, gelar guru pahlawan tanpa tanda jasa begitu terasa sangat melekat di masyarakat. Tak ada yang meragukan bagaimana peran dan kiprah yang diberikan guru terhadap kemajuan bangsa dan umat sehingga layak menyandang gelar tersebut. 

Melalui Surat Edaran (SE) Mendikbud, pemerintah telah menetapkan tema Hari Guru Nasional 25 November 2019 adalah "Guru Penggerak Indonesia Maju".  Semoga tema ini tidak hanya menjadi tema seremonial belaka, tetapi menjadi titik awal agar nasib guru lebih diperhatikan di masa mendatang. Guru mengajar bukan karena mencari gaji tinggi, tapi bukan berarti tidak butuh gaji yang layak untuk menghidupi keluarganya. Salam untuk seluruh pendidik di Indonesia.

Pengirim: Wahyu Utami,S.Pd, Guru di Bantul, Yogyakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement