REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PP Tbk (Persero) berencana menganggarkan belanja modal sebesar Rp 8 triliun hingga Rp 10 triliun pada tahun depan. Adapun rencana anggaran belanja modal ini akan digunakan untuk proyek bidang sektor air, jalan tol serta enegeri baru terbarukan (EBT) biomassa di wilayah Indonesia Timur.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan perseroan berencana membangun sistem instalasi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).
“Outputnya untuk demin water dan mineral water untuk bisa diminum dan juga ada garamnya,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/11).
Menurutnya perseroan telah memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp 26,7 triliun hingga Oktober 2019. Proyek tersebut sebanyak 46 persen berasal dari EPC, 26 persen infrastruktur, 16 persen gedung dan 12 persen dari anak perusahaan. Dari sisi kepemilikan proyek, 59 persen masih dari BUMN.
Hingga akhir tahun, perseroan optimistis nilai kontrak baru bisa mencapai Rp 42 triliun. Adapun, pada kuartal tiga 2019 PTPP membukukan pendapatan senilai Rp 16 triliun.
Perolehan tersebut lebih tinggi dari posisi kuartal tiga 2018 yang hanya Rp 14,79 triliun. Sedangkan pada semester satu 2019, PTPP membukukan pendapatan Rp 10,72 triliun.
Sementara Direktur Strategi Korporasi & HCM PTPP M Aprindy menambahkan perseroan berupaya memberikan kontribusi dan berperan aktif dalam pengembangan konstruksi digital di Indonesia. Selama 66 tahun perjalanannya, perseroan memainkan peranan penting bagi perkembangan konstruksi Indonesia dengan menyelenggarakan kegiatan PP Digital Construction Day International Conference & Workshop 2019 (DCD 2019)
“Dengan mengusung tema Smart Construction in Digital Era memiliki visi untuk menjadi perusahaan konstruksi, Engineering, Procurement dan Construction (EPC) dan investasi yang unggul, bersinergi, dan berkelanjutan di Kawasaran Asia Tenggara,” ucapnya.
Perseroan juga menggelar Digital Construction Exhibition selama dua hari yang diisi oleh beragam perusahaan dan penyedia jasa terkait konstruksi digital di Indonesia. Perseroan juga berupaya untuk memulai gerakan kesadaran digitalisasi sebagai sendi dan cara kerja baru di dunia konstruksi Indonesia.
“Acara DCD 2019 ini merupakan sarana untuk melakukan sharing knowledge dan sebagai salah satu komitmen perseroan untuk turut berperan aktif dalam pengembangan digital konstruksi di Indonesia,” jelasnya.