REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kini, baliho-baliho dan papan reklame besar sudah menyambut wisatawan saat mulai masuk kota. Sementara poster, plakat berukuran lebih kecil menyemut di tembok-tembok sudut kota. Tumbuh subur laiknya jamur, terlihat di mana-mana.
Tanpa ada penataan dan pemeliharaan yang baik iklan luar ruangan ini menjadi sampah visual yang bisa mengganggu. Kerisauan ini telah muncul sejak dua windu silam. Pegiat seni visual tata kota mengkhawatirkan kondisi ini.
Di sisi lain iklan luar ruang ini berarti pemasukan pajak bagi pemerintah daerah. Namun tetap menjaga estetika kota Jogja sebagai kota budaya tetap tidak bisa diabaikan.