Kamis 28 Nov 2019 01:33 WIB

Gerakan 212 Disarankan Segara Ditransformasi

Gerakan 212 sebaiknya jangan berhenti pada gerakan kumpul-kumpul saja.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Massa yang tergabung dalam Aksi Mujahid 212  (ilustrasi)
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Massa yang tergabung dalam Aksi Mujahid 212 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof Din Syamsuddin mengatakan gerakan 212 yang berhasil sebaiknya segera ditransformasi menjadi gerakan untuk meningkatkan kualitas hidup umat. Jadi sebaiknya gerakan 212 jangan berhenti pada gerakan kumpul-kumpul saja.

Din mengatakan, akan lebih bagus masyarakat yang terlibat Aksi 212 dulu dan Reuni 212 melanjutkan kebersamaan mereka. Artinya setelah berkumpul dilanjutkan dengan program untuk mencerdaskan kehidupan umat. Seperti membentuk lembaga pendidikan yang berkualitas dan melakukan pemberdayaan ekonomi.

Baca Juga

"Kalau berkumpul, baik-baik saja, kangen-kangenan. Tapi jangan berhenti di situ, sayang sekali energi dan kekuatan yang ada pada 212 itu hanya kemudian menjelma dalam bentuk kerumunan saja pada tahun-tahun berikutnya," kata Prof Din kepada Republika.co.id di kantor MUI pusat, Rabu (27/11).

Din mengaku tidak tahu persis arah Reuni 212 ke upaya mencerdaskan kehidupan umat atau bukan. Tapi kalau boleh berpesan sebaiknya energi 212 ditransformasi menjadi gerakan ke arah peningkatan kualitas umat.

Tapi, ia menegaskan, Reuni 212 adalah hak warga negara yang dijamin konstitusi. Maka tidak boleh dilarang asalkan tidak menimbulkan anarkisme dan kekerasan. Pihak yang menyelenggarakan Reuni 212 juga diingatkan agar waspada terhadap upaya-upaya yang mungkin ingin membuat kekacauan untuk mendiskreditkan kemuliaan dari gerakan 212.

Din juga mengingatkan kepada pihak yang akan melaksanakan Reuni 212 agar kegiatan dilaksanakan dengan damai. Jangan sampai ada kekerasan atas dasar apapun. "Saya paling anti kekerasan oleh siapapun, atas dasar apapun, termasuk kekerasan para pemodal, itu bagian dari kekerasan," ujarnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement