REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 300 marbot dari sejumlah masjid di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendapatkan kartu pengobatan gratis dan santunan Rp200 ribu dari Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kudus sebagai upaya menjamin kesehatan para marbot.
"Jumlah marbot yang mendapatkan kartu pengobatan gratis tidak hanya 300 orang, karena tahun sebelumnya juga sudah menyasar sekitar 275 marbot di Kabupaten Kudus," kata Ketua Lazisnu Kudus M. Ihdi Fahmi di Kudus, Sabtu (30/11).
Ia mengakui pemberian kartu pengobatan serta bantuan kesejahteraan memang disesuaikan kemampuan dari Lazisnu.
Ketika donaturnya semakin bertambah, kata dia, bantuannya juga memungkinkan diberikan secara periodik per tahun, termasuk kartu pengobatan gratis juga bisa bertambah jumlah penerimanya.
Marbot yang memegang kartu pengobatan dari Lazisnu, bisa mendapatkan pengobatan ke sejumlah dokter yang ditunjuk di setiap kecamatan di Kabupaten Kudus karena di setiap kecamatan ada dua hingga tiga dokter.
Ia berharap adanya kartu pengobatan tersebut, kualitas kesehatan marbot di Kudussemakin meningkat dan bisa beraktivitas melayani masyarakat untuk beribadah di masjid atau musala secara maksimal.
Dalam rangka memastikan jumlah marbot maupun warga miskin yang layak dibantu, maka Lazisnu akan melakukan pendataan sebagai dasar pelaksanaan program Lazisnu ke depan.
Penyerahan kartu pengobatan serta bantuan kesejahteraan diberikan secara simbolis bersamaan dengan acara pengukuhan pengurus Lazisnu 2019-2024 di Pendopo Kabupaten Kudus, Jumat (29/11) malam yang dihadiri Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo dan sejumlah pejabat Forkompinda Kudus.
Plt Bupati Kudus M. Hartopo berharap Lazisnu bisa bersama-sama dengan pemerintah menyejahterakan masyarakat.
"Pemkab Kudus juga sudah menyalurkan bantuan untuk imam, khatib dan marbot masjid yang berjumlah 1.994 orang. Selain pula bantuan untuk pengabdi tempat ibadah agama lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan Pemkab Kudus siap mendampingi Baznas maupun Lazisnu dalam menjalankan programnya yang memang berorientasi sosial.
Salah seorang marbmt asal Desa Payaman Nahari mengaku senang mendapatkan bantuan kesejahteraan, meskipun hanya setahun sekali, serta kartu pengobatan gratis.
Ia mengakui hingga kini belum memiliki kartu jaminan kesehatan nasional, sehingga keberadaan kartu peduli marbot yang bisa digunakan untuk pengobatan gratis dan dapat mengakomodir segala keluhan kesehatan keluarga.