REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi kantor pusat Volkswagen (VW) di Hannover, Jerman. Ia mengajak produsen otomotif itu untuk bisa memproduksi mobil listrik di Indonesia.
Luhut berkunjung bersama Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Dubes RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dan diterima jajaran yang dipimpin Dirk Große-Loheide, Board Member for Procurement at Volkswagen. Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (1/12), VW mengungkapkan bahwa mengembangkan mobil elektrik adalah salah satu visi mereka di masa depan.
"Fokus kami sekarang adalah mengembangkan mobil elektrik, kami tidak terlalu fokus pada mobil hibrid," kata Große-Loheide.
VW baru saja meluncurkan mobil baru berteknologi listrik murni VW ID.3 yang akan dipasarkan tahun depan. Mobil ini mengandalkan baterai bertenaga 45 kWh dan mampu menempuh jarak hingga 330 kilometer (km).
Ketika ditanya Menko Luhut mengapa VW belum menjual produk mobil listriknya ke Indonesia, mereka berdalih bahwa secara infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisi daya di Indonesia yang dinilai belum siap.
Menanggapi hal tersebut, Luhut meresponnya dengan mengatakan perusahaan listrik negara, PLN dan PT Pertamina telah mulai membangun beberapa stasiun pengisi daya listrik, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta, Tangerang, Bali, dan Bandung.
"Saat ini kami sedang terus mengembangkan infrastruktur pendukung dalam rangka menyediakan infrastruktur bagi kendaraan bermotor berbasis baterai, sesuai dengan Perpres (Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019)," katanya.
Luhut pun menyebut PLN menargetkan pemasangan 160 titik charging station kendaraan listrik pada tahun 2020 mendatang. Sedangkan Pertamina sejauh ini sudah mendirikan empat stasiun pengisi daya listrik.
Tidak lupa, Luhut juga menjelaskan bahwa Indonesia saat ini lebih memilih teknologi ramah lingkungan dan tidak mahal. Ia meyakinkan ongkos produksi di Indonesia bisa lebih murah karena memiliki potensi tenaga hydropower yang harganya lebih murah dibanding negara-negara lain.
Hal itu juga sejalan dengan VW yang mengaku tidak akan pernah menggunakan tenaga listrik yang tidak ramah lingkungan misalnya seperti tenaga nuklir.