REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan BUMN saat ini mengantongi pendapatan sebesar Rp 210 triliun. Hanya saja, dari jumlah pendapatan itu mayoritas ditopang dari 15 perusahaan BUMN.
Erick menjelaskan dari total pendapatan Rp 210 triliun sebesar 76 persennya ditopang dari 15 BUMN besar. 15 BUMN tersebut kata Erick adalah BUMN Perbankan, BUMN Telekomunikasi dan PT Pertamina (Persero).
"Untuk saat ini juga, 142 BUMN ini tentu menjadi unik untuk manage dan atur. Dari pendapatan uang dihasilkan 210 triliun. 76 persen dari 15 perusahaan saja. Ini perlu diantisipasi," ujar Erick di DPR, Senin (2/12).
Erick juga menjelaskan capaian ini bukan sepenuhnya prestasi. Ia malah menilai posisi keuangan yang seperti ini perlu diantisipasi dan dicari jalan keluarnya. Sebab tak selamanya 15 BUMN besar tersebut bisa terus menopang pendapatan BUMN. Apalagi dengan tantangan dunia usaha kedepan.
"Kalau sekarang bahas ini perbankan gak tahu 10 tahun mendatang seperti apa. Apalagi dengan kemajuan teknologi dengan e-payment dan digitalisasi lainnya," ujar Erick.
Ia menjelaskan perlu ada strategi baik jangka menengah maupun jangka panjang untuk memperkuar fondasi keuangan para BUMN ini. Juga untuk menyehatkan BUMN yang keuangannya sekarat serta memacu BUMN yang keuangannya jalan ditempat.
"Tapi juga memberikan fondasi kedepan agar siapapun yang nantinya menjalankan BUMN ini bisa kuat," ujar Erick.