Rabu 04 Dec 2019 17:37 WIB

Global Wakaf-ACT Meluncurkan Lumbung Beras Wakaf di Blora

Sebagai ikhtiar menguatkan ketahanan pangan maka ACT meluncurkan lumbung beras.

Petugas sedang melakukan proses pengepakan beras di Lumbung Beras Wakaf ACT.
Foto: dok. ACT
Petugas sedang melakukan proses pengepakan beras di Lumbung Beras Wakaf ACT.

REPUBLIKA.CO.ID, BLORA -- Aksi Cepat Tanggap mengerahkan berbagai armada kemanusiaan untuk mengantarkan bantuan pangan pokok sebagai penyambung hidup saudara sebangsa yang sangat membutuhkan. Dalam pendistribusiannya, bantuan pangan kerap kali dipasok dari Lumbung Pangan Wakaf (LPW) binaan Global Wakaf-ACT. Sebagai ikhtiar menguatkan ketahanan pangan di Indonesia, kini Global Wakaf meluncurkan ​Lumbung Beras Wakaf (LBW)​ pada Rabu (4/11).

LBW hadir sebagai program pengadaan beras untuk kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan, misalnya saja pada kondisi bencana maupun untuk warga prasejahtera. Program ini memiliki gudang logistik dan peralatan produksi beras untuk mengolah beras-beras berkualitas petani di Blora. Aktivitas LBW pun memberdayakan petani-petani lokal. Kehadiran LBW sendiri merupakan hasil pengelolaan aset wakaf produktif yang diamanahkan kepada Global Wakaf sebagai nazir.

Baca Juga

Ahyudin selaku Ketua Dewan Pembina ACT ​mengungkapkan, Lumbung Beras Wakaf hadir menjawab permasalahan umat, yakni kemiskinan dan ketahanan pangan. Kemiskinan menjadi masalah utama negeri ini, ditambah kondisi ekonomi negeri yang belum membaik, menjadikan sebagian masyarakat sulit dalam menopang kebutuhan hidup sehari-hari terutama terkait kebutuhan pangan.

“Lumbung Beras Wakaf menjadi salah satu program unggulan lembaga untuk menggerakkan kepedulian umat dalam mengatasi masalah pangan dari sisi hulu, didukung dengan kehadiran armada ​Humanity Rice Truck dan ​Humanity Food Truck untuk di sisi hilirnya. Kami ingin terus mengedukasi masyarakat terkait sistem pengelolaan wakaf produktif bagi para petani guna meningkatkan perekonomian,” ungkap Ahyudin, dalam siaran persnya.

Saat ini, program telah dikelola oleh mayoritas para petani kecil yang ada di Desa Jipang. Hal ini karena mayoritas dari 2.200 penduduk merupakan buruh tani dengan kondisi jika waktu panen selesai, para buruh tani tidak memiliki pekerjaan lain. Melalui program ini, para petani Desa Jipang tidak perlu lagi menjual gabah hasil panen ke tengkulak. Harga gabah pun ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara pengurus LPW dengan petani.

Direktur Program ACT Wahyu Novyan ​juga menambahkan, keberadaan LPW sebagai induk program dari LBW berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan melakukan beberapa tahapan. Ada beberapa tahapan yang ACT lakukan. Pertama, penyediaan lahan pertanian. Wakaf pangan mencoba menjaga lahan agar tidak dialihfungsikan ke hal lain dengan jaminan status wakaf lahan. Kedua, ACT melakukan pembelian hasil panen di atas harga pasar sehingga lebih menguntungkan petani.

Ketiga, ACT mendampingi petani, seperti budidaya pertanian berupa standardisasi benih, pengolahan lahan, penanaman dan perawatan serta pengolahan pascapanen. Keempat, pendirian Lembaga Keswadayaan Wakaf Desa (LKWD).

"Selain itu, kami juga menyediakan pabrik pengolahan padi berupa ​huller and drying,” tutupnya.

Menurut data Kementerian Agraria dan Tata Ruang menunjukkan dalam enam tahun terakhir (2013-2018) luas baku sawah secara nasional menyusut cukup signifikan, 8,32 persen atau sekitar 645 ribu hektare. Sedangkan luas area cetak sawah baru pada 2014-2018 hanya sekitar 215 ribu hektare. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut luas lahan pada 2018 tinggal 7,1 juta hektare, turun dibanding 2017 yang masih 7,75 juta hektar. Dengan kondisi Indonesia berada di urutan 73 di dunia dengan tingkat kelaparan kategori serius, 10,8 juta penduduk miskin kategori ekstrem, dan 2,02% kenaikan harga bahan pangan di tahun 2019.

Kondisi di atas dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Untuk itu, demi menjaga ketersediaan pangan dan mencegah alih fungsi lahan, Global Wakaf-ACT telah mempelopori berdirinya Lumbung Pangan Wakaf (LPW) sebagai induk program dari Lumbung Beras Wakaf (LBW). Prinsip LPW menggunakan wakaf sebagai penggerak dengan menjaga hasil panen dan kesinambungan lahan yang tidak boleh dialihfungsikan untuk kebutuhan lainnya.

Dengan tanah kelola seluas 98 ha di Blora, program Lumbung Beras Wakaf (sub-program LPW) akan mendukung beberapa program pangan seperti ​Beras untuk Santri (BERISI) untuk memenuhi kebutuhan beras di pesantren-pesantren, ​Humanity Rice Truck yang akan mendistribusikan beras bagi keluarga prasejahtera, ​Humanity Food Truck yang siap memberikan makanan siap santap bagi masyarakat prasejahtera, serta untuk menyuplai kebutuhan ​Ritel Wakaf ​untuk diperjualbelikan kepada publik.

Pada peluncurannya, LBW mendistribusikan lima ton beras kepada 1.000 warga prasejahtera di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Bantuan beras ini disambut positif oleh warga Desa Jipang yang menerimanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement