Kamis 05 Dec 2019 03:03 WIB

Ballon d'Or yang Dituding Sarat Skandal

Beye menolak kalau harus menyebut Messi sebagai pemain terbaik 2019.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Striker Barcelona FC Lionel Messi menyampaikan sambutan pada malam penganugerahan  Ballon dOr 2019 di Theatre du Chatelet, Paris, Perancis, (3/12) dinihari.
Foto: Yoan Valat/EPA-EFE
Striker Barcelona FC Lionel Messi menyampaikan sambutan pada malam penganugerahan Ballon dOr 2019 di Theatre du Chatelet, Paris, Perancis, (3/12) dinihari.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Lionel Messi menjadi peraih Ballon d'Or 2019, setelah mengalahkan dua pesepak bola lainnya di tiga besar, yaitu Virgil van Dijk dan Cristiano Ronaldo. Gelar tersebut merupakan yang keenam kalinya untuk striker Barcelona tersebut dan menjadikan La Pulga sebagai pemegang gelar terbanyak dalam sejarah sepak bola.

Hanya saja, terpilihnya Messi jadi pertanyaan sebagian besar pecinta sepak bola. Memang tidak ada yang menyangkal kehebatan Messi sebagai pesepak bola besar, dengan torehan 40 gol sampai 50 gol per musim. Namun, terpilihnya Messi seolah mengabaikan perjuangan Virgil van Dijk atau Sadio Mane, yang berperan besar membawa Liverpool juara Liga Champions. Bahkan, Mane hanya berada di posisi keempat dalam pemilihan yang digelar di Paris, Prancis tersebut.

Baca Juga

Messi mengantongi 686 poin, terpaut tujuh poin dari Van Dijk. Sementara Ronaldo berada di posisi ketiga dengan 476 poin dan Mane mengoleksi 347 poin. Melihat hasil tersebut, kredibilitas Ballon d'Or pun dipertanyakan. Bahkan, tidak terpilihnya Mane dinilai sebagai sebuah skandal rasialisme oleh mantan pemain Newcastle United dan Aston Villa, Habib Beye.

Menurut Beye, Mane hanya menempati peringkat hanya karena ia orang Afrika, yang merupakan pemain internasional Senegal. Beye tidak menyangkal Messi sebagai pesepak bola terbesar dalam sejarah olahraga paling digandrungi masyarakat dunia ini. Ia juga mengakui kalau Messi merupakan pemain terbaik saat ini.

Namun, Beye menolak kalau harus menyebut Messi sebagai pemain terbaik 2019. Beye mengungkapkan, Messi tenggalam selama semifinal Liga Champions, saat timnya dihancurkan Liverpool 0-4, dan Barcekona pun gugur dengan agregat 4-3. ''Mungkin orang akan melihat ini sebagai korban budaya. Tapi dia (Mane) adalah orang Afrika dan itulah mengapa ia berada di posisi keempat,'' kata Beye dikutip dari the Sun, Rabu (4/12).

Beye merasa ia mengenal betul Mane karena memang saat ini berprofesi sebagai komentator Liga Primer Inggris dan Liga Champions untuk Canal+. Bahkan, ia menilai kalau Van Dijk pun tak lebih baik dari Mane. Beye menantang siapa pun yang mengatakan Van Dijk lebih baik dari pemain berusia 27 tersebut untuk berdebat. ''Mane dan pemain (Liverpool) lain melaju ke final, dan memenangkan turnamen. Melihat Mane berada di posisi keempat adalah skandal, tidak salah lagi,'' tegas dia.

Tahun lalu, pemilihan pemenangan Ballon d'Or juga memunculkan skandal. Salah satu pemilih dari 176 jurnalis dikabarkan palsu. Jurnalis tersebut adalah Abdou Bonia, dari Comoro, negara di Afrika Timur. Bonia datang mewakili albaladcomores.com, dan ia memilih Kylian Mbappe. Namun masalahnya, media tersebut sudah tidak aktif selama enam tahun dan tak ada orang yang mengakui kalau Bonia pernah bekerja di perusahaan tersebut.

Pada tahun yang sama, Ballon d'Or dikritisi habis-habisan karena isu seksisme. Hal itu setelah pembawa acara, DJ Martin Solveig minta Ada Hagerberg menari. Saat itu, Hagerberg merupakan wanita pertama yang meraih Ballon d'Or. Akibat insiden itu, Solveig pun dikecam. Sampai pada akhirnya, Solveig, yang juga musisi dan pembawa acara radio itu meminta maaf secara personal kepada pemain Lyon tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement