REPUBLIKA.CO.ID, WATFORD -- Presiden AS Donald Trump pada Rabu (4/12) menyebut perusahaan telekomunikasi China Huawei merupakan risiko keamanan. Pernyataan itu muncul setelah NATO mengatakan AS perlu teknologi 5G generasi berikutnya yang aman.
Huawei merupakan perusahaan telekomunikasi yang memiliki pengembangan teknologi 5G terbesar dan perusahaan telekomunikasi pertama yang mengembangkan 5G. Perang dingin antara kedua negara terkait Huawei karena AS khawatir bahwa dominasi 5G akan memberi pesaing global seperti China meraup keuntungan besar.
"Saya pikir itu adalah risiko keamanan, itu adalah bahaya keamanan," kata Trump dilansir Reuters, Rabu (4/12).
Trump bahkan telah berusaha meyakinkan negara-negara sekutu lainnya. "Semua orang yang saya ajak bicara tidak akan maju (bekerja sama dengan Huawei)," kata Trump.
Para pemimpin NATO mengatakan pada Rabu bahwa diperlukan komunikasi 5G yang aman. Dalam deklarasi NTT, NATO mengatakan bahwa NATO dan sekutu dalam wewenangnya masing-masing, berkomitmen untuk memastikan keamanan komunikasi termasuk 5G dan mengakui perlunya mengandalkan sistem yang aman dan tangguh.
"Kami telah menyatakan ruang sebagai domain operasional untuk NATO, mengakui pentingnya menjaga kami aman, dan mengatasi tantangan keamanan sambil menegakkan hukum internasional," kata NATO.