Kamis 05 Dec 2019 15:18 WIB

RSUP Sanglah Sediakan Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional ini sebagai upaya menunjang pengembangan wisata sehat.

Akupuntur
Akupuntur

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR  - Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah menyediakan pelayanan pengobatan tradisional dan komplementer berupa akupuntur, energy prana dan hypnoterapi. Pelayanan ini dibuka sejak 3 Desember 2019, sebagai upaya menunjang pengembangan wisata sehat.

"Energy prana ini salah satu pengobatan alternatif, contohnya yang sel kankernya tidak merespon obat, dan ini bisa dipilih sebagai obat alternatif dari pasien itu. Juga mendukung program pemerintah tentang wisata sehat," ucap Dokter Ketut Ayu, Penanggungjawab Pelayanan Poliklinik Energy Prana, RSUP Sanglah Denpasar, Kamis (4/12).

Ia mengatakan energy prana berfungsi untuk mempercepat penyembuhan, seperti tekanan darah tinggi. Menurutnya, untuk sakit secara fisik dapat diobati oleh dokter yang membidangi sedangkan bagi psikologi pasien dapat melalui energy prana ini.

"Di sini juga tetap terintegrasi dan komplementer, pihak Kementerian Kesehatan juga sudah berkunjung kesini untuk visitasi jadi kita boleh berdiri sndiri, ada pre-healing yanh bisa dikombinasikan metode pre-healing dengan kedokterannya, terintegrasi dan bisa hanya kedokterannya saja," ujarnya.

Ia menjelaskan energy prana ini bisa berasal matahari, udara dan tanah, begitu kita mendapatkan energi yang bersih akan mempengaruhi badan kita menjadi lebih enak.

Proses penyembuhan dibagi menjadi beberapa sesi, satu sesi penyembuhan memang spesifik terlihat dari kasus yang dikeluhkan dari pasien. "Kalau kasusnya ringan bisa 15 menit sudah selesai, kalau misalnya kompleks seperti gangguan ginjal, kencing manis, dan kanker bisa samlai satu jam," ucap Dokter Ketut Ayu.

Sebelumnya pada (4/12) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengunjungi Poliklinik Tradisional dan Komplementer Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah yang baru diluncurkan pada (3/12).

Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI Ina Rosalina bahwa saat ini sedang mengembangkan tentang integrasi pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di suatu pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan ini juga diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan konvensional. "Itu sangat mendukung terutama untuk preventif (atau) pencegahan kepada masyarakat sebelum sakit," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement