Kamis 05 Dec 2019 22:03 WIB

Wagub Lampung Ajak Para Ibu Perangi Stunting

Stunting salah satunya disebabkan kurangnya asupan gizi.

Rep: Mursalin yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Chusnunia Chalim mengajak para ibu memerangi penyakit gizi buruk (stunting) di Provinsi Lampung. Menurut dia, masih banyak kaum ibu di Lampung yang melupakan diri dan anaknya masalah pentingnya asupan bergizi.

“Sudah saatnya perempuan berdaya bergerak bersama. Peran ibu dalam keluarga sangat penting terkadang memiliki peran ganda. Namun tidak dapat dijadikan alasan mengabaikan kecukupan gizi dan tumbuh kembang anaknya,” kata Chusnunia pada peringatan hari Ibu tahun 2019 di Kantor Gubernur Lampung, Kamis (5/12).

Baca Juga

Nunik panggilan akrab Chusnunih menilai, peran ibu sangat strategis dan sudah saatnya berkiprah dan berkarya dalam pembangunan bangsa ini terutama generasi mudanya, sesuai dengan tema peringatan Hari Ibu kali ini “Perempuan Berdaya Indonesia Jaya.”

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana menyatakan, kasus gizi terjadi akibat pola asuh sebesar 20 persen dan 66,77 persen karena penyakit sertaan, dan terkadang ditimbulkan pula dari kondisi perekonomian. Besarnya penyakit penyerta itu muncul dari Tuberkolosis, Bronco pneumonia, kalainan jantung, dan diare.

Menurut dia, sebagian besar penyakit itu sangat berhubungan dengan faktor lingkungan yang kurang baik, seperti kondisi rumah yang tidak sehat dan sarana sanitasi yang tidak laik.

Data Pemprov Lampung yang dirilis 2019, kasus gizi buruk terdapat 86 kasus yang terjadi di Lampung selama tahun 2017. Kabupaten Lampung Tengah, masih menjadi sebagai penyumbang terbesar kasus gizi buruk yakni sebanyak 30 kasus. Meski demikian, angka tersebut cenderung menurun dalam kurun waktu tahun 2013 hingga 2017.

Kasus gizi buruk tahun 2017 menurun dibandingkan tahun 94 kasus, tahun 2015 sebanyak 136 tahun, tahun 2014 terdapat 128 tahun, dan tahun 2013 terdapat 134 kasus. Kabupatena Lampung Tengah menjadi daerah terbesar penyumbang penyakit gizi buruk sebanyak 30 kasus, kemudian disusul Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Timur masing-masing sebanyak 14 kasus.

Data menunjukkan, pola asuh menjadi penyumpang terbesar gizi buruk sebanyak 66, 77 persen. Hal itu terjadi dari pengetahuan ibu dalam pemberian makanan balita dan pengetahuan ibu tentang gizi pada anak, imunisasi dasar dan tumbuh kembang. Pengetahuan ibu yang kurang baik ini tercermin pada perilaku dalam pola asuh.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement