Jumat 06 Dec 2019 14:00 WIB

Inilah Kesempurnaan Operasional di Pelabuhan Kuala Tanjung

Proses bongkar muat di Pelabuhan Kuala Tanjung dilakukan dengan sistem komputerisasi.

Bongkar muat di Pelabuhan Kuala Tanjung
Foto: Dok Pelindo I
Bongkar muat di Pelabuhan Kuala Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA TANJUNG -- Sukses melayani bongkar muat dan mengapalkan beragam komoditas curah cair, operator Pelabuhan Kuala Tanjung, Medan yakni PT Prima Multi Terminal (PMT) siap mengoperasikan bongkar muat curah kering. Bagi Manajer Pemasaran PMT Harman Simbolon, handling curah kering sangat memungkinkan dilakukan di Pelabuhan Kuala Tanjung.

Pihaknya menyatakan kesanggupannya melakukan bongkar muat curah kering dimaksud. "Cukup banyak komoditas yang bisa dilakukan dengan cara curah kering ini, utamanya produk pertanian. Mulai dari jagung, beras dan lainnya," ujar Harman kepada Republika, baru-baru ini.

Lebih dari itu, katanya lagi, sudah ada dua perusahaan yang secara resmi meminta kepada PT PMT untuk dilayani proses bongkar muat curah kering tersebut. Diakuinya, jika proses bongkat muar curah kering ini berjalan akan menjadikan kelengkapan layanan yang dilakukan PT PMT. Saat ini, layanan bongkar muat di pelabuhan yang memiliki areal cukup luas ini meliputi kargo baik domestik maupun luar negeri, curah cair dan lainnya.

Harman menambahkan, Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki potensi besar karena berada di selat tersibuk di dunia yaitu Selat Malaka. Apalagi, kata Harman, keberadaanya memiliki dua fungsi yaitu sebagai pusat alih muatan kapal dan sebagai pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri. "Maka keberadaanya diharapkan dapat menekan biaya logistik dan menjadi daya saing logistik Indonesia dengan negara lain," kata Harman.

Potensi yang dimiliki pelabuhan tersebut juga tergolong besar. Harman mengatakan tidak hanya karena statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan fasilitasnya yang canggih, namun juga akan dibentuknya Kawasan Industri Kuala Tanjung seluas 3.400 hektare.

Menurut Corsec PT PMT, Novita Sari, layanan bongkar muat yang dilakukan di Pelabuhan Kuala Tanjung dilakukan dengan sistem komputerisari. Tak heran jika di areal pelabuhan yang sangat luas itu, hanya mempekerjakan sekitar 100 orang karyawan saja. " Saat melakukan proses bongkar muat operator hanya menggunakan joystick di ruangan khusus dan mereka bekerja 24 jam full," ujarnya.

Pada dasarnya, lanjut Novita, proses bongkar muat dilakukan dengan menggunakan crane. Memang, untuk crane jenis STS sifat pengerjaannya masih semi otomatis. "Jadi memang masih perlu ada operator lagi, " ujarnya.

Demi mempercepat perkembangan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I (Persero) yang merupakan induk perusahaan juga menandatangani Head of Agreement (HoA) atau Pokok-pokok Perjanjian Optimalisasi Pelabuhan Kuala Tanjung dengan Port of Rotterdam Authority dan Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co Ltd pada 14 November lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement