REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH— Komunitas Muslim yang tergabung sebagai jamaah di masjid-masjid Christchurch, Selandia Baru menggelar doa bersama untuk wabah campak yang melanda Samoa. Doa juga dihaturkan usai shalat Jumat berlangsung, (6/12).
Dilansir dari Scoop, Jumat (6/12), usai doa bersama dilakukan, para jamaah dan komunitas Muslim di wilayah tersebut memberikan sumbangan untuk membantu Samoa dalam penanganan wabah campak yang sedang berlangsung.
“Dukungan luar biasa dan bantuan yang diberikan Selandia Baru setelah tragedi 15 Maret yang mengerikan telah membantu banyak orang di komunitas kami memulai perjalanan penyembuhan mereka,” kata Imam Gamal Fouda.
Dia melanjutkan bahwa rasa kehilangan yang dirasakan masyarakat Samoa juga pernah membekas di hati warga Muslim Christchurch pada tragedi berdarah penembakan beberapa waktu lalu.
Meski dalam situasi dan kondisi yang berbeda antara kehilangan yang diderita komunitas Muslim Christchurch dengan masyarakat Samoa, namun rasa kehilangan tersebut dapat dirasakan keperihannya. "Hati kami sakit untuk kehilangan lebih dari 60 anak karena wabah campak," ujarnya.
Dia menyebut bahwa sumbangan dan doa yang diberikan bertujuan untuk menghormati tetangga tetangga Selandia Baru di wilayah Pasifik tersebut. Hal itu juga diharapkan dapat menunjukkan kepada Samoa bahwa orang lain dan dunia sangat peduli dan menginginkan Samoa untu bangkit dan pulih.
Adapun sumbangan yang dikumpulkan berasal dari para jamaah di masjid-masjid sekitar Cristchurch yang menghadiri shalat Jumat dan menyumbang ke Samoa secara langsung.
Tak menutup kemungkinan, kata dia, pihaknya akan mendorong mereka yang ada di komunitas Muslim di wilayah lainnya di Selandia Baru untuk menyumbangkan materi dan kebutuhan yang diperlukan Samoa jika dibutuhkan.
"Kami ingin Samoa tahu bahwa kami memikirkan mereka dan ingin mereka tahu bahwa mereka sangat dicintai. Asalamulaikum, saudara-saudara kami," ungkapnya
Seperti diketahui, Pemerintah Samoa telah menetapkan status darurat nasional wabah campak sejak 15 November lalu. Pihak berwenang juga menutup sekolah-sekolah untuk sementara waktu. Sejauh ini, wabah tersebut telah merenggut 53 jiwa yang sebagian besar merupakan anak-anak di bawah umur empat tahun.