REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak belum memastikan kerugian material akibat dampak bencana banjir dan longsor di Kecamatan Cibeber dan Bayah.
"Kami masih melakukan identifikasi kerusakan infrastruktur dan kerugian lainnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi, saat dihubungi di Lebak, Sabtu (7/12).
Bencana banjir dan longsor yang menerjang Kecamatan Cibeber dan Bayah mengakibatkan sejumlah infrastruktur jembatan yang menghubungkan antar kecamatan dan antar desa terputus.
Kondisi jembatan yang terputus itu jembatan Cipulus dan Ciusul, Jembatan Cikidang di Cisungsang, dan jembatan gantung. Selain itu juga ruas jalan tertimbun tanah longsoran juga ratusan rumah warga terendam banjir.
Bahkan, petani yang akan memanen padi dan ikan tawar terpaksa gagal panen akibat terendam banjir tersebut. "Kami belum bisa memastikan nilai kerugian material akibat bencana alam itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, banjir bandang yang menimpa dua kecamatan itu akibat meluapnya Sungai Cisantayan di Kecamatan Cibeber dan Cimandur di Kecamatan Bayah.
Diperkirakan ketinggian air bervariasi dari 30 hingga 1,5 sentimeter dan melanda beberapa desa yang tinggal di daerah bantaran sungai.
Akibat bencana alam tersebut, kata dia, arus lalu lintas menuju arah destinasi wisata negeri di atas awan Gunung Luhur dan perbatasan Jawa Barat ditutup sementara.
Namun demikian, pihaknya belum menerima laporan adanya korban jiwa akibat bencana alam tersebut. "Kami minta masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan sehubungan meningkatnya curah hujan," ujarnya.