Senin 09 Dec 2019 23:56 WIB

Sani: Timnas U-22 Harus Maksimalkan Momentum Tampil di Final

Skuat timnas U-22 asuhan Indra Sjafri akan menghadapi Vietnam di partai final.

Sejumlah pemain Timnas Indonesia U-22 saat sesi latihan di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Senin (9/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pemain Timnas Indonesia U-22 saat sesi latihan di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Senin (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Cabang Olahraga Sepakbola Indonesia di ambang medali emas SEA Games 2019. Skuat timnas U-22 asuhan Indra Sjafri akan menghadapi Vietnam di partai final cabang sepak bola pada Selasa (9/12) besok.

"Sudah 28 tahun kita tidak mendapat medali emas. Ini momentum yang harus kita maksimalkan," kata Sani Rizki Fauzi di Manila, Filipina, Senin (9/12).

Baca Juga

Terakhir kali awak merah putih meraih medali emas SEA Games terjadi pada 1991. Nyaris tiga dekade lalu. Pada final edisi terkini, Indonesia U-22 berhadapan dengan Vietnam U-22. Duel tersebut berlangsung di Rizal Memorial Stadium,  Metro Manila, Selasa (10/12).

Seluruh nusantara mengharapakan adanya kabar baik dari negeri seberang. Sani menyadari hal itu. Namun ia tidak merasa terbebani. "Saya pribadi tidak ada tekanan sih. Pokoknya saya siap 100 persen untuk bertanding besok," ujarnya.

Tim nasional Indonesia baru saja menjalani latihan terakhir di Rizal Memorial Stadium jelang final. Tampak pelatih Indra Sjafri dan asisten Nova Arianto memimpin proses latihan tersebut.  Sebuah laga penting bakal berlangsung. Pada babak penyisihan, kedua kubu pernah bertemu.

Indonesia dan Vietnam tergabung di Grup B. Saat itu Garuda Muda kalah 1-2. Menurut Sani, pihaknya telah mempelajari suasana pertandingan di babak grup itu.

"Mereka bagus, sirkulasi bolanya cepat, tapi kami harus memiliki semangat juang yang lebih," ujar pesepakbola 21 tahun ini.

Frederikus Bata

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement