Selasa 10 Dec 2019 21:15 WIB

3 Negara di Aliran Sungai Nil akan ke AS untuk Berunding

Negara tersebut ke AS untuk berunding terkait dengan pengelolaan Sungai Nil.

Sungai Nil yang membelah kota Kairo, Mesir.
Foto: Republika/Rusdi Nurdiansyah
Sungai Nil yang membelah kota Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Menteri Luar Negeri Mesir, Ethiopia, dan juga Sudan akan bertemu di Washington pada 13 Januari. Pertemuan guna menyelesaikan sengketa mega proyek bendungan di Nil Biru, Ethiopia, menurut pernyataan gabungan yang dikeluarkan Departemen Keuangan AS, Senin (9/12).

Menteri luar negeri dan menteri perairan dari tiga negara Afrika itu pada Senin bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dan Presiden Bank Dunia David Malpass untuk menuntaskan perselisihan atas Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) senilai 4 miliar dolar AS (sekitar Rp 56 trilliun). Pertemuan seperti itu merupakan yang kedua kalinya setelah pertemuan di Washington pada awal November.

Baca Juga

Mesir khawatir pengisian bendungan di anak sungai Nil Biru akan membatasi pasokan air yang sudah langka dari Sungai Nil. Mesir hampir sepenuhnya bergantung pada ketersediaan air di sungai itu. Sudan juga menjadi hilir dari proyek tersebut.

Ethiopia mengaku bendungan hidroelektrik tersebut, yang akan menjadi yang terbesar di Afrika, penting bagi pembangunan ekonomi mereka. "Para menteri luar negeri tak sabar bertemu kembali di Washington DC pada 13 Januari 2020 guna meninjau hasil pertemuan teknis mendatang di Khartoum dan Addis Ababa yang bertujuan merampungkan perjanjian," bunyi pernyataan tersebut.

Menurutnya, para menteri sepakat bahwa pertemuan teknis harus berupaya mengembangkan aturan serta pedoman atas pengisian dan juga operasi bendungan tersebut, definisi kondisi kekeringan dan langkah-langkah mitigasi kekeringan.

 

 

 

 

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement