Kamis 12 Dec 2019 01:14 WIB

Sepakat dengan Jokowi, SBY: Pertumbuhan 5 Persen tak Buruk

Pertumbuhan ekonomi 5 persen tidak buruk jika dikaitkan kondisi ekonomi global.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (11/12).
Foto: Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sepakat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pertumbuhan ekonomi 5 persen bukan sesuatu yang buruk. Hal itu diungkapkan SBY dalam pidato refleksi pergantian tahun bertajuk "Indonesia Tahun 2020, Peluang, Tantangan, dan Harapan", di JCC Senayan Jakarta, Rabu (11/12) malam.

"Demokrat sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa angka pertumbuhan pada tingkat lima persen bukanlah sesuatu yang buruk," kata SBY.

Baca Juga

SBY mengatakan, angka itu tidak buruk terutama jika dikaitkan dengan situasi perekonomian global saat ini. Yang penting, kata dia, sasaran pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan untuk tahun 2020 sebesar 5,3 persen dapat dicapai.

Namun, menurut SBY, jika ekonomi tumbuh rendah, misalnya di bawah 6 persen, maka lapangan pekerjaan baru sulit didapat, penghasilan dan daya beli rakyat sulit ditingkatkan serta angka kemiskinan juga tak mudah untuk diturunkan. Oleh karena itu,SBY menyarankan dalam jangka pendek dan menengah, dua langkah besar perlu dilakukan.

Pertama, investasi dunia usaha harus ditingkatkan, sementara usaha swasta, dan bukan hanya BUMN, harus mendapat peluang bisnis yang lebih besar. "Oleh karena itu, Demokrat mendukung penuh upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi kita," katanya.

Kedua, pembelanjaan konsumen juga harus dijaga dan kalau bisa ditingkatkan, baik belanja pemerintah maupun konsumsi rumah tangga. Dia menekankan di tengah lesunya daya beli golongan menengah ke bawah, ada dua prioritas yang penting direalisasikan yakni penciptaan lapangan kerja baru serta memastikan agar anggaran perlindungan sosial, termasuk subsidi bagi kaum tidak mampu, jumlahnya memadai.

Demokrat juga berharap belanja pemerintah sungguh dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi yang nyata. Sementara itu untuk jangka panjang, pemerintah dinilai perlu melakukan segala upaya untuk meningkatkan pertumbuhan.

Partai Demokrat melihat ada peluang peningkatan sumbangan sektor industri pada pertumbuhan terutama melalui industri manufaktur yang berbasiskan pertanian dan sumber daya mineral. Selain itu juga dari sektor perdagangan, konstruksi, dan kepariwisataan.

Demokrat juga menyambut baik tekad Presiden Jokowi, agar Indonesia bisa keluar dari jebakan penghasilan menengah pada 2045.

"Di sinilah perlunya kita memiliki pertumbuhan yang tinggi," katanya.

SBY mengatakan, pengalaman menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 6 persen setahun, akan membuat pendapatan perkapita naik dua kali lipat dalam 10 tahun.

"Insya Allah Indonesia bisa. Kita punya success story, dalam waktu 10 tahun, 2004 - 2014, income per kapita kita naik tiga kali lipat lebih, dari 1.100 dolar AS menjadi 3.500 dolar AS," kata SBY.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement