REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan Amerika Serikat (AS) tak menawarkan apa pun untuk melanjutkan kemungkinan perundingan denuklirisasi. Saat ini perundingan denuklirisasi antara Korut dan AS sedang terhenti. Kedua negara masih belum dapat menyepakati tuntutan masing-masing perihal penerapan sanksi.
"AS berbicara tentang dialog, kapanpun ia membuka mulutnya. Tapi terlalu wajar bahwa AS tidak memiliki apa pun untuk dihadirkan di hadapan kami meskipun dialog dapat dibuka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor berita Korut, KCNA, pada Kamis (12/12).
Korut pun mengkritik AS karena mengadakan pertemuan untuk membahas Korut di Dewan Keamanan PBB pada Rabu (11/12). Menurut Korut tindakan tersebut adalah hal bodoh karena hanya akan memantapkan keputusannya untuk memilih jalan yang akan diambil.
"AS berbicara tentang 'tindakan yang sesuai' dalam pertemuan. Namun seperti yang sudah kami nyatakan, kami tidak akan rugi apa-apa lagi dan kami siap mengambil tindakan balasan yang sesuai dengan apa pun yang dipilih AS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut.
Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya. Namun AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi.
Pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un telah memberi tenggat waktu hingga akhir tahun bagi AS untuk menunjukkan fleksibilitas dalam posisinya bernegosiasi. Jika tidak, Kim menyatakan bisa memutuskan untuk mengambil jalan baru yang tidak ditentukan. Washington belum menunjukkan respons apa pun terkait peringatan yang dilayangkan Pyongyang.