REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudy Sufahriadi telah menugaskan bagian Propam untuk memeriksa oknum aparat yang melakukan tindak kekerasan terhadap warga saat pembongkaran bangunan di RW 11, Tamansari, Kota Bandung, Jumat (12/12). Hal tersebut untuk mengetahui dugaan pelanggaran yang dilakukan.
"Pak kapolda sudah menugaskan dit propam untuk memeriksa lebih lanjut, adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Trunoyudho Wisnu Andiko kepada wartawan, Jumat (13/12).
Pasca kegiatan pengamanan penertiban bangunan dan petugas hendak berkumpul, ia mengungkapkan terdapat massa yang turun dari mal Baltos melakukan pelemparan ke petugas. Akibat dari itu, terdapat anggota yang diduga melakukan tindakan keliru.
"Disini mungkin ada beberapa anggota yang masih kita dalami yang terjadi adanya dugaan melakukan tindakan yang keliru," katanya.
Sebelumnya, Penertiban dan pembongkaran bangunan di lahan RW 11, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kamis (12/12) viral di media sosial hingga saat ini. Salah satu sorotan yang dilihat netizen adalah video-video tentang dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh petugas kepada warga.
Berdasarkan pantauan, hashtag tamansarimelawan menjadi trending topik di media sosial, twitter. Bahkan netizen telah meretweet hashtag tersebut sebanyak 48 ribu kali. Terdapat video-video yang disorot tentang dugaan tindak kekerasan yang dilakukan petugas kepada warga.
Dalam salah satu video tersebut, tepatnya disekitar bangunan mal dan masjid, terlihat seseorang dipukuli beberapa kali menggunakan tongkat. Sementara orang yang dipukuli tersebut tidak melawan dan terlihat melindungi diri.
Saat dikonfirmasi, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Irman Sugema mengatakan masih mendalami seputar video yang viral tersebut. Bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan cyber dan humas Polda Jawa Barat untuk secara akurat menjelaskan peristiwa tersebut.
"Ini sedang (didalami) karena menyangkut video visualisasi, sedang didalami dan berkoordinasi dengan polda cyber dan humas untuk akurat menjelaskan peristiwa itu," katanya.