REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung mencatat sebanyak 8 titik yang berpotensi banjir setiap musim hujan di wilayah ibu Kota Provinsi Lampung itu.
"Ada delapan titik yang sering terjadi banjir di kota ini yakni Kelurahan Kedamaian dua lokasi, Rajabasa, Segala Mider, Garuntang, Gulak Galik dan dua lokasi di Telukbetung," kata Kabid Kesiapsiagaan dan logistik BPBD Bandarlampung, Sutarno, di Bandarlampung, Ahad (15/12).
Menurutnya, masih terjadinya banjir di delapan titik tersebut dikarenakan perilaku warga yang masih saja membuang sampah sembarangan serta terjadinya penyempitan aliran sungai.
Ia mengatakan, sebelumnya sempat ada tempat singgah air di titik-titik tersebut namun sekarang sudah dialih fungsi menjadi pemukiman yang menyebabkan air menggenang di tempat tersebut. "Seharusnya bantaran sungai tidak boleh dibangun pemukiman," jelasnya.
Di sisi lain, Sutarno menjelaskan bahwa faktor yang menggenangi sejumlah ruas jalan di Kota Bandarlampung saat hujan turun dengan intensitas tinggi disebabkan oleh drainase yang tersumbat.
"Biasanya Jalan Pramuka dan Jalan Pangeran Antasari bila hujan turun dengan deras dalam jangka waktu lama air akan menggenang di sana," kata dia.
Hal tersebut disebabkan adanya pasir atau sampah yang saat musim kemarau menumpuk dan menutup lubang saluran drainase sehingga mampet.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir, longsor hingga pohon tumbang.
"Potensi hujan tinggi mungkin akan terjadi pada Januari, Februari dan Maret 2020 maka itu warga harus tetap waspada dan jangan berteduh di bawah pohon serta baliho," katanya.