Rabu 18 Dec 2019 23:00 WIB

Rumah Sehat Baznas Bantu Atasi Stunting

Terjadinya kasus kekerdilan terhadap bayi yang berakibat pada kekurangan gizi.

Pemerintah Indonesia optimistis dapat menurunkan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada 2024.
Foto: Istimewa
Pemerintah Indonesia optimistis dapat menurunkan angka stunting hingga di bawah 20 persen pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Rumah Sehat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) turut serta membantu Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatasi kasus kekerdilan pada anak (stunting) dalam rangka pemenuhan tumbuh kembang anak.

Upaya yang dilakukan Rumah Sehat Baznas Parigi Moutongitu diawali dengan melakukan identifikasi lapangan atau survei, diikuti dengan pengisian kuesioner oleh masyarakat mengenai kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan di Desa Tandaigi Kecamatan Siniu, danberlangsung di empat dusun yang ada di Desa Tandaigi.

Baca Juga

Kepala Desa Tandaigi, Rahman Masur menyampaikan bahwa desa yang dipimpinnya itu menjadi fokus stunting, karena tingginya angka bayi dan balita yang mengalami kekerdilan. Ia menguraikan berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Bapelitbangda Kabupaten Parigi Moutong, jumlah bayi dan balita yang mengalami stunting di Desa Tandaigi tahun 2019, berjumlah 53 anak.

Data Pemerintah Provinsi Sulteng menyebutkan prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang di Sulteng tahun 2018 tercatat sebesar 19,7 persen, angka itu menurun dari hasil Riskesdas 2013 sebesar 24 persen. Prevalensi balita pendek dan sangat pendek pun juga ikut menurun dari 41 persen menjadi 32,3 persen, tetapi prevalensi balita kurus dan sangat kurus justru yang mengalami peningkatan dari 9,4 persen menjadi 12,8 persen.

Sementara itu, Wakil Bupati Parigi Moutong Badrun Nggai mengemukakan, terjadinya kasus kekerdilan terhadap bayi yang berakibat pada kekurangan gizi berlebihan dipicu beberapa faktor, salah satunya asupan nutrisi bayi yang tidak memadai khusunya pada 1.000 hari pertama kehidupan. Akibatnya tinggi dan berat badan bayi tidak bersesuaian dengan timbangan normal.

"Hadirnya regulasi daerah sangat membatu menurunkan angka kasus tersebut, di sisi lain menjadi patokan pemerintah memenuhi aspek-aspek teknis agar program tersebut konsisten berjalan," katanya.

Saat ini, kata dia, persentase penurunan angka kekerdilan Parigi Moutong berada di angka 34,4 persen sehingga penanganan kasus "stunting" perlu melibatkan berbagai pihak.

Bahkan, katanya, pemerintah bertekad, terus berupaya menekan angka tersebut hingga ke angka rendah melalui berbagai program kegiatan yang belibatkan seluruh unsur desa baik lewat sosialisasi maupun Posyandu yang setiap bulan rutin dilaksanakan

Survei oleh Rumah Sehat Baznas bertujuan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang ada di Desa Tandaigi, dan menjadi tolak ukur keberhasilan program nantinya. Hasil survei juga akan ditindaklanjuti dengan pembahasan pertemuan lintas sektor, untuk membahas langkah penanganan dan peran masing-masing sektor seperti puskesmas, pemerintah kecamatan, desa, kepemudaan, termasuk peran Universitas Tadulako yang telah berkomitmen untuk membantu program penurunan kasus stunting.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement