REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- International Football Association Board (IFAB) selaku lembaga pengatur peraturan sepak bola meminta VAR (Video Asisstant Referee) tidak digunakan terlalu berlebihan saat memutuskan offside. Dalam kompetisi Liga Italia, Liga Inggris dan Liga Champions, IFAB melaporkan beberapa gol dianulir akibat offside yang hanya berjarak hitungan milimeter.
Keputusan offside itu bukan jadi masalah utama, melainkan waktu yang dihabiskan terlalu lama untuk memutuskannya. Padahal, sejumlah pihak menilai beberapa keputusan yang diambil tak signifikan. Hal tersebut menjadikan VAR sebagai kambing hitam dalam suatu pertandingan.
Menyikapi hal itu, IFAB memutuskan akan membicarakan VAR dalam rapat tahunan, Februari mendatang. "Terkait VAR kami melihat sesuatu yang mesti diatur kembali," kata Sekjen IFAB, Lukas Brud kepada BBC, Senin (30/12).
"Jika kita menghabiskan beberapa menit mencoba mengidentifikasi offside, hasilnya tidak akan tepat dan seharusnya kembali ke keputusan awal."
Menurutnya, yang diperlukan dalam pertandingan sepak bola adalah keputusan yang jelas dan utuh di setiap situasi, ketika VAR digunakan wasit saat mengambil keputusan.
"Dalam teori, 1 milimeter offside tetaplah offside. Namun jika ada pemain yang dinyatakan tidak offside namun VAR malah mengidentifikasinya, wasit harus mengambil keputusan awal (sebelum diidentifikasi VAR)," ujar dia.
Lukas melihat, letak masalah adalah VAR digunakan terlalu detail. Menurutnya, VAR tidak dipakai untuk memperbaiki keputusan, tapi untuk menghadirkan hasil yang adil dan menghindari kesalahan.
"Kami akan berkomunikasi dengan seluruh kompetisi yang menggunakan VAR dan memberi perkembangan dalam beberapa pekan. Kami sedang mengobservasi beberapa perbaikan yang seharusnya dilakukan," kata dia.