Kamis 02 Jan 2020 18:05 WIB

Hujan Lebat Berpotensi Guyur Yogyakarta Sepekan

BMKG meminta warga Yogyakarta mewaspadai potensi hujan lebat.

Ilustrasi hujan.
Foto: republika
Ilustrasi hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memprakirakan hujan dengan intensitas sedang-lebat berpotensi mengguyur wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta selama sepekan. Hujan diprakirakan lebat terjadi hingga 7 Januari 2020.

Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis (2/1), mengatakan hujan dengan intensitas sedang-lebat itu dipicu kondisi atmosfer yang saat ini hingga beberapa hari ke depan diindikasikan mengalami fenomena skala regional hingga lokal.

"Kondisi (atmosfer) tersebut diprakirakan menyebabkan udara hangat lembab serta labil. Sehingga berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah DIY," kata dia.

Menurut Reni, fenomena skala regional hingga lokal itu berupa munculnya monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia. Serta terbentuknya pola konvergensi sehingga terjadi perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah serta suhu permukaan laut di wilayah sekitar perairan Pulau Jawa yang cukup hangat.

Selain itu, diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia. Sejumlah wilayah di DIY yang diperkirakan mengalami cuaca ekstrem itu meliputi Kecamatan Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Galur, Lendah, Panjatan, Kokap, Wates, Temon di Kulon Progo, Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, Prambanan di Sleman.

Selanjutnya, Kecamatan Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Piyungan, Jetis, Imogiri, Dlingo, Srandakan, Sanden, Kretek di Bantul, Kecamatan Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Playen, Patuk, Paliyan, Wonosari, Karangmojo, Semin, Ponjong di Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta.

Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem ini, ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor terutama di daerah yang rawan banjir dan longsor. Ia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh.

"Agar tidak menyalakan alat elektronik secara berlebihan jika terjadi hujan disertai kilat atau petir," kata Reni.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement