Jumat 03 Jan 2020 13:25 WIB

BEI Targetkan 57 Perusahaan IPO di 2020

Pada tahun lalu, ada 55 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Initial public offering / penawaran saham perdana
Foto: Republika.co.id
Initial public offering / penawaran saham perdana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak mematok target terlalu tinggi untuk perusahaan yang masuk ke pasar modal melalui mekanisme penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Tahun ini diharapkan setidaknya 57 perusahaan bisa melantai di BEI.

Target tersebut tidak berubah dari pencapaian dua tahun lalu. "Emiten kami ingin seperti dua tahun yang lalu minimal 57 perusahaan, yang kami harapkan bisa jadi saham baru IPO 2020," kata Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi, Kamis (2/1).

Baca Juga

Hasan mengungkapkan, BEI telah berupaya mempermudah akses bagi semua perusahaan untuk masuk ke pasar modal. Diantaranya memfasilitasi perusahaan kecil dan menengah melalui papan pengembangan dan papan akselerasi.

"kita tidak akan hanya ekslusif emiten yang berukuran besar, tahun ini kami luncurkan papan akselerasi, nanti akan ada emiten yang sangat kecil dimungkinkan penggalanan di bursa," tutur Hasan.

Pada tahun ini, menurut Hasan, pihak bursa juga secara intens melakukan pendekatan kepada berbagai perusahaan unicorn. Hasan berharap secepatnya pada tahun ini sudah ada perusahaam unicorn yang menjadi perusahaan terbuka.

Sebagai informasi, pada penutupan perdagangan 2019 lalu BEI menyebut terdapat penambahan 55 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI. Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan 2018 lalu yang bisa mencapai 57 pencatatan saham baru.

Sementara dari sisi investor, Hasan Mengatakan, bursa selalu mematok penambahan jumlah mini 20 persen setiap tahunnya. Di 2019, jumlah investor di pasar modal naik lebih 50 persen dari 1,62 juta investor menjadi 2,48 juta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement