REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas mengutuk Amerika Serikat (AS) karena telah membunuh Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Dia tewas dalam serangan udara yang dilancarkan AS ke Bandara Internasional Baghdad, Irak pada Jumat (3/1).
Hamas menilai tindakan perang dan kejahatan AS di kawasan telah menabur serta menyebarkan perselisihan. "AS memikul tanggung jawab penuh atas darah yang tumpah di wilayah Arab, terutama karena perilaku bermusuhan memicu konflik tanpa mempertimbangkan kepentingan, kemerdekaan, dan stabilitas rakyat," katanya dikutip laman The Times of Israel.
Hamas memang memiliki hubungan cukup akrab dengan Soleimani. Mantan pemimpin Hamas, yakni Yahya Sinwar, selalu memuji eratnya hubungan Hamas dengan Soleimani.
Pada Jumat pagi, sebuah rudal menghantam Bandara Internasional Baghdad. Serangan itu membidik konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki hubungan dekat dengan Iran.
Beberapa jam pascaperistiwa itu, Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa Soleimani tewas dalam serangan di Bandara Internasional Baghdad. Wakilnya, Abu Mahdi al-Muhandis turut kehilangan nyawa.
Sebagai komandan Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, Soleimani telah bertahun-tahun dipandang sebagai arsitek yang berperan menyebarkan pengaruh Iran di Timur Tengah. Dia berperan dalam membawa negaranya bersekutu dengan Pemerintah Suriah.
Soleimani juga tokoh yang disebut berhasrat melancarkan serangan roket ke Israel. Hal itu menjadikan dia sebagai salah satu target paling dicari dan diincar Israel, termasuk AS.
Selama ini AS memang membidik Pasukan Quds. Washington bahkan telah melabelinya sebagai organisasi teroris. AS mengklaim bahwa Pasukan Quds bertanggung jawab kematian ratusan pasukannya di Irak dan kawasan.
AS menuding Pasukan Quds terus membidik para diplomatnya di kawasan Timur Tengah. Hal tersebut menjadi dalih Washington melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad. "Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang diplomat Amerika dan anggota layanan di Irak dan di seluruh kawasan," kata Pentagon dalam pernyataannya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengutuk aksi penyerangan yang menewaskan Soleimani. Dia menegaskan akan mengambil tindakan balasan.