REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Seekor paus diketahui hanyut hingga terempas ke kawasan pantai wilayah Desa Tolotio, Kecamatan Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Hewan yang diduga berjenis paus pilot itu memiliki panjang sekitar empat meter. Ketika ditemukan warga setempat sekira pukul 05.00 WITA kemarin, binatang laut itu dalam keadaan masih hidup.
“Tapi, saat air laut surut, tubuh paus ini terbentur terumbu karang. Sejak itu, kami amati hingga akhirnya ikan pausnya sudah mati,” ujar Kepala Desa Tolotio, Marlen Hamdata, saat dihubungi kantor berita Antara, Sabtu (4/1).
Dia menjelaskan, sejumlah warga sempat berupaya menyelamatkan paus tersebut dengan cara mendorongnya kembali ke perairan. Namun, bobot hewan itu cukup menyulitkan mereka untuk bisa menuntaskan evakuasi. Binatang dari genus Globicephala itu sudah tak bernyawa ketika beberapa anggota TNI dan kepolisian datang ke lokasi kejadian. Ikan itu diketahui mati akibat air laut surut.
“Sampai sekarang (kemarin), paus masih jadi tontonan warga. Kami juga tidak tahu harus menghubungi siapa untuk hal ini, tapi sudah ada polisi yang datang tadi,” ucap dia.
Masyarakat setempat menamakan hewan berkulit gelap itu sebagai pau pausu. Menurut Marlen, fenomena paus terdampar jarang terjadi di kawasan pesisir Desa Tolotio. Berdasarkan informasi Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Laut (BPSPL) Makassar, Sulawesi Selatan, penyelamatan terhadap mamalia laut--seperti paus, lumba-lumba, atau dugong--yang terdampar memiliki cara khusus.
Adapun kasus paus pilot yang terdampar di Pantai Selatan Gorontalo itu tergolong kode II. Artinya, hewan tersebut lebih dahulu terempas ke daratan dan kemudian mati. Langkah yang dapat dilakukan masyarakat ialah mengubur bangkainya bila kondisi lahan sekitar memungkinkan. Cara lainnya, bangkai tersebut dapat ditarik kembali ke laut untuk selanjutnya ditenggelamkan.
“Atau (bangkai hewan mamalia terdampar--Red) dibakar jika dua penanganan sebelumnya sulit dilakukan,” tutur Marlen.
Pada bulan lalu, kasus ikan paus terdampar juga terjadi di muara Sungai Ujungmanik, Desa Ujungmanik, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kepala Desa Ujungmanik, Sugeng Budiyatno, mengatakan, sejumlah nelayan setempat menemukan mamalia air tersebut dalam keadaan hidup. Dengan peralatan seadanya, mereka berusaha mengevakuasi paus yang memiliki panjang tubuh lebih dari delapan meter itu.
“Saat ditemukan, paus tersebut masih dalam keadaan hidup meskipun ada beberapa luka yang diduga akibat benturan. Alhamdulillah, nelayan berhasil mengevakuasi paus tersebut melalui perairan Segara Anakan menuju Plawangan di sebelah barat Pulau Nusakambangan, hingga akhirnya (paus) bisa kembali ke laut lepas pada pukul 09.30 WIB,” kata Sugeng saat dihubungi dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (21/12/2019).
Dia menduga, paus tersebut hanyut ke Sungai Ujungmanik yang bermuara di perairan Segara Anakan ketika air laut sedang pasang. Saat laut surut, hewan tersebut pun kesulitan untuk berenang kembali sehingga membentur bebatuan dan terdampar.
“Mungkin, paus itu masuk ke Sungai Ujungmanik saat air di Segara Anakan sedang pasang tadi pagi sekitar pukul 04.00 WIB hingga 05.00 WIB. Kami tidak tahu jenis paus yang terdampar itu,” ujar Sugeng. n antara ed: hasanul rizqa