REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Reynhard Sinaga berasal dari keluarga kaya raya di Indonesia. Dia menempuh pendidikan dan tinggal selama bertahun-tahun di Inggris dengan menggunakan biaya dari ayahnya yang merupakan seorang taipan properti.
Reynhard enggan kembali ke Indonesia, karena kedua orang tuanya yakni Saibun dan Normawaty tidak tahu bahwa anak mereka adalah gay. Seorang rekan Reynhard mengatakan, keluarga Reynhard memiliki rumah yang sangat besar di pusat kota Jakarta. "Ayahnya adalah orang yang sangat kaya. Mereka memiliki rumah besar di pusat kota Jakarta," ujarnya, dilansir Daily Mail, Selasa (7/1).
Reynhard merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Dia memiliki adik perempuan dan laki-laki. Reynhard menikmati gaya hidup di Manchester yang liberal dan toleran.
Reynhard Sinaga, WNI yang terlibat kasus terbesar dalam sejarah kejahatan seksual di Inggris
Selama tinggal di kota tersebut, pria berusia 36 tahun ini tidak pernah menyembunyikan orientasi seksualitasnya. Sementara, di Indonesia homoseksual dianggap sebagai perilaku menyimpang dan sangat buruk.
Orang tua Reynhard pernah mengenalkan dirinya dengan seorang gadis. Mereka ingin Reynhard menikah dan membangun keluarga. "Dia (Reynhard) tidak pernah memberi tahu keluarganya bahwa dia gay. Dia biasa mengganti rambut dan pakaiannya," ujar seorang teman Reynhard yang enggan disebutkan namanya.
Reynhard tinggal di sebuah apartemen di Montana House, yang jaraknya beberapa ratus meter dari komunitas gay Manchester. Apartemen Reynhard juga dekat dengan klub malam, yang menjadi tempat untuk menjaring mangsa-mangsanya.
Reynhard sangat terobsesi dengan Spice Girls. Bahkan dia memiliki nama panggilan "Posh Spice". Reynhard mengklaim keluarganya gagal memahami dirinya dan menganggapnya aneh. Seorang temannya mengatakan, Reynhard kerap pergi berkencan setiap pekan dengan orang yang berbeda.
"Keluarganya sangat kaya sehingga dia tidak pernah bekerja dan dia akan selalu keluar setiap minggu dengan orang yang berbeda," ujarnya.
Reynhard yang dikenal sebagai Rey datang ke Inggris sebagai mahasiswa pada tahun 2007. Ketika itu dia berusia 24 tahun. Dia menyelesaikan master dalam bidang perencanaan di Universitas Manchester, kemudian melanjutkan studinya di institusi yang sama dengan mengambil gelar master di bidang sosiologi. Dia pun lulus pada tahun 2011.
Reynhard mendaftar untuk meraih gelar PhD dalam bidang geografi di Leeds University. Dia menulis tesis yang berjudul, 'Seksualitas dan transnasionalisme. Laki-laki gay dan biseksual Asia Selatan di Manchester'. Selain itu, dia kerap menulis esai seputar homoseksual. Beberapa di antaranya diterbitkan secara online.
Kondisi Skripsi Reynhard Sinaga di perpustakaan pusat UI, Depok, Selasa (7/1).
Leeds University menangguhkan tesisnya setelah Reynhard ditangkap pada 2017. Kampus tersebut kemudian mengeluarkan Reynhard pada 2018, setelah sidang perdananya.
Reynhard dibesarkan sebagai seorang Katolik Roma dan tetap rajin pergi ke gereja selama tinggal di Manchester. Dia pergi ke St John's dan St Chrysostom's, sebuah gereja Anglikan liberal di Rusholme, sekitar satu mil dari apartemennya.
Kasus Reynhard menjadi pukulan berat bagi keluarganya. Diketahui, keluarga Reynhard sempat membesuknya di penjara sebanyak satu kali. "Ini adalah berita mengejutkan bagi mereka yang harus dihadapi," ujar Sahat Sinaga yang merupakan taipan kelapa sawit sekaligus keluarga Reynhard.
Ibu dan saudara perempuan Reynhard, memberikan referensi di persidangan. Hakim Suzanne Goddard QC mencatat bahwa mereka tidak tahu apa-apa tentang pemerkosaan tersebut. Sementara ayah Reynhard menolak memberikan komentar terkait kasus ini.