Senin 13 Jan 2020 16:46 WIB

Emak-Emak Bantu Korban Longsor di Bogor

Sejak Rabu (8/1), emak-emak melakukan gerakan untuk mengumpulkan bantuan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Endro Yuwanto
Foto udara anggota tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tanah longsor dan banjir bandang yang masih belum ditemukan di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1).
Foto: ANTARA FOTO
Foto udara anggota tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tanah longsor dan banjir bandang yang masih belum ditemukan di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bencana longsor yang menimpa sejumlah kecamatan di Kabupaten Bogor terus mendapat perhatian dan bantuan dari berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya emak-emak dari Perumahan Budi Agung, Sukadamai, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Emak-emak berhasil menggalang bantuan dari perumahan yang berada di RW 03, RW 04, dan RW 05. Adapun bantuan yang berhasil dikumpulkan berupa, beras, mie instan, peralatan shalat, selimut, dan makanan ringan.

Sejak Rabu (8/1), emak-emak melakukan gerakan untuk mengumpulkan bantuan. Begitu antusiasnya dalam membantu sesama warga yang mendapat musibah, bantuan terus mengalir hingga didapatkan 100 paket logistik.

Gerakan tersebut diinisiasi oleh majelis taklim di bawah kordinator Tuti Rais. Ketua RW 03 Perum Budi Agung, Ikbal menyampaikan, biasanya Sabtu sore ada pengajian di Mushallah Itishom, kali ini diliburkan agar bisa membantu untuk pengepakan.

"Biasanya kalau ibu-ibu yang bekerja ini amat teliti agar bantuan bisa terjaga, tidak basah karena hujan," ujar Ikbal yang juga dosen Universitas Gunadarma Depok itu.

Tak mau kalah dengan emak-emak, bapak-bapak di Perumahan Budi Agung juga turut terlibat untuk packing akhir agar siap didistribusikan. Bantuan tersebut dimasukkan ke dalam karung dan kardus ukuran besar. Bantuan kemudian dikirim ke Kecamatan Jasinga dan Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor, Ahad (12/1).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement