REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hujan lebat yang mengguyur Kota Bandar Lampung Ahad hingga Senin (13/1) dini hari, membuat tanah longsor Bukit Kaliawi, Bandar Lampung. Sebuah batu berdiameter lebih dari satu meter dari bukit tersebut longsor menimpa rumah warga bernama Tukul.
Keterangan warga Kaliawi di Jalan Agus Salim Bandar Lampung, Senin siang, kejadian tersebut tidak diduga sebelumnya. Hujan yang mengguyur deras malam itu membuat warga sekitar Bukit Kaliawi tetap tidur, karena kawasan tersebut tidak rawan banjir.
“Tiba-tiba batu besar jatuh dari bukit dan menimpa rumah Tukul,” kata Budi, warga Kaliawi, Senin.
Kondisi rumah Tukul (46 tahun), hancur. Sedangkan kepala Tukul dan badannya mengalami luka parah. Tukul dilarikan ke rumah sakit dan mendapat jahitan di kepala sebanyak 25 jahitan.
Saat kejadian, Tukul masih berada di dalam rumahnya di Jalan Agus Salim, Gang Kapten Abdul Hak, Kelurahan Kaliawi, Kecamatan Tanjungkarang Pusat.
Menurut Heriyanto, petugas BPBD Kota Bandar Lampung, kejadian batu menimpa rumah Tukul, lantaran terjadi longsoran perbukitan, setelah hujan deras mengguyur sangat lama. “Karena hujannya deras dan lama, terjadilah bukit longsor,” ujarnya.
BPBD Kota Bandar Lampung telah menyiapkan seunit mobil penanggulangan bencana, menerjunkan 35 petugas untuk melakukan pembersihan rumah Tukul yang hancur ditimpa batu besar.
Berdasarkan pemantauan Republika.co.id, di puluhan perbukitan yang ada di Kota Bandar Lampung, hanya ada dua sampai tiga bukit saja yang masih utuh. Selebihnya, perbukitan tersebut telah digerus untuk mengambil batunya, dan telah dijadikan tempat perumahan dan sarana hiburan oleh pemiliknya.
Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi Lampung mendata ada 33 bukit di Kota Bandar Lampung. Dari jumlah itu, sebagian besar bukit sudah rusak.
Direktur Walhi Lampung Irfan Tri Musri mengatakan, jumlah bukit yang rusak nyaris semuanya sudah beralih fungsi menjadi pertambangan (mengambil batu dan pasirnya), pemukiman warga, dan juga tempat wisata (hiburan).
Pengalihfungsian bukit di Bandar Lampung tersebut, menyebabkan bukit menjadi rusak dan terdapat yang baru rusak. Dari 33 bukit yang ada, lebih dari 20 bukit saat ini konfisinya rusak sedang dan parah.