REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tindakan kekerasan jalanan atau klitih yang belakangan ini kerap terjadi membuat prihatin berbagai pihak. Pasalnya, selain menimbulkan korban jiwa, pelaku tindakan kekerasan jalanan ini ada yang terbilang masih di bawah umur.
"Tindak kekerasan di jalanan yang terjadi beberapa waktu yang lalu di DIY mengakibatkan korban meninggal meskipun telah mendapat perawatan medis. Hal ini tentu sungguh memalukan bagi rakyat Yogya yang dikenal ramah dan berbudi pekerti luhur," kata Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto dalam keterangan resminya, Senin (13/01).
Ia pun meminta seluruh pihak untuk bersama-sama menekan dan menghentikan kekerasan jalanan ini. Baik itu pemerintah, tokoh masyarakat, keluarga hingga aparat hukum.
Khususnya memberikan perhatian dan menekankan budi pekerti kepada anak didik. Sehingga, dapat terwujud rasa aman dan nyaman di DIY. Selain itu, pengawasan juga harus dilakukan. Fondasi pendidikan dan pengawasan ini, katanya, diharapkan menjadikan anak memiliki budi pekerti luhur dan cerdas.
"Pemda, selain memberikan pendidikan juga harus menyediakan ruang terbuka atau fasilitasi melalui program dan kegiatan positif untuk anak-anak muda dapat menggunakannya untuk salurkan hobi yang positif, melalui ruang terbuka bersama ini pergaulan juga positif, saling kenal dan saling menghormati," jelasnya.
Eko mengatakan, tindak kekerasan ini tidah hanya menimbulkan adanya korban dan rasa rakut dari masyarakat. Namun, juga dapat mengancam perekonomian DIY yang dikenal sebagai kota wisata dan kota pelajar. "Keamanan dan kenyamanan wilayah ini akan mendorong peningkatan wisatawan datang dan tentu saja berdampak positif bagi perekonomian di DIY," ujar Eko.