Rabu 15 Jan 2020 16:34 WIB

Trump Retweet Foto Editan Ketua Parlemen Berjilbab

Trump meretweet foto ketua parlemen Nancy Pelosi dan senator Demokrat.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Trump Retweet Foto Editan Ketua Parlemen Berjilbab. Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Trump Retweet Foto Editan Ketua Parlemen Berjilbab. Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membagikan foto para lawannya yang dipalsukan dalam unggahan kembali sebuah tweet di jejaring Twitter. Sebuah ilustrasi muncul di papan pesan 4chan dan diedarkan di Twitter oleh akun sayap kanan ekstremis. Foto ilustrasi itu menggambarkan senator Partai Demokrat Chuck Schumer dan Ketua House of Representatives Nancy Pelosi berjilbab di depan bendera Iran.

Trump lantas membagikan gambar tersebut dengan me-retweet sebuah unggahan dari pengguna @D0wn_Under, yang menulis: "Para korup yang berusaha melakukan yang terbaik untuk penyelamatan Ayatollah. #NancyPelosiFakeNews"

Baca Juga

Foto tersebut bertuliskan 'Demokrat 2020' di bawah potret yang berubah dari ketua majelis dan pemimpin minoritas senat itu. Mereka memang telah memimpin upaya tuduhan untuk memakzulkan Trump dari cabang legislatif masing-masing. Foto itu diunggah ke linimasa Trump di tengah puluhan unggahan dan retweet yang menyerang kritik Demokrat terhadap serangan AS terhadap Iran.

Pekan lalu, parlemen mengeluarkan resolusi yang bertujuan mengekang kekuatan sang presiden dalam menciptakan perang ketika Gedung Putih mengancam sanksi tambahan terhadap Iran. AS mengancam Iran setelah serangannya terhadap pangkalan AS di Irak sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani.

Presiden dan pejabat Gedung Putih mengumumkan sanksi untuk memotong aliran miliaran ke negara itu, termasuk delapan pejabat seniornya. Sekretaris negara Mike Pompeo mengatakan, upaya itu dilakukan untuk menahan rezim atas sumber daya guna melancarkan kebijakan luar negeri yang disebutnya merusak.

Sementara itu, jutaan orang Iran menggelar aksi demonstrasi melawan pemerintah Iran. Mereka memprotes langkah Iran setelah negara itu mengakui keliru menembak jatuh pesawat Ukraina, yang menewaskan 167 penumpang di dalamnya. Pada Ahad lalu, Pelosi muncul di ABC's This Week, dan mengatakan ada alasan berbeda mengapa pengunjuk rasa berdemonstrasi di Iran.

Akun yang membagikan gambar editan itu juga membagikan lusinan pesan anti-Iran di samping unggahan pro-Trump. Trump mengunggah pesan di Twitter dalam bahasa Persia untuk memperingatkan pemerintah Iran agar tidak membunuh demonstran, dan meminta kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk memantau aksi protes.

Sekretaris pers Gedung Putih Stephanie Grisham membela presiden yang me-retweet gambar yang disunting itu. Ia mengatakan, Demokrat berpihak pada teroris dan mereka yang berencana membunuh orang Amerika. Ia berupaya untuk membenturkan antara bendera Iran dan Islam dengan terorisme, sementara dengan sengaja salah menafsirkan pernyataan Pelosi.

"Saya pikir presiden membuat poin Demokrat tampaknya sangat membencinya sehingga mereka bersedia berada di sisi negara dan kepemimpinan negara yang ingin membunuh orang Amerika," katanya kepada Fox News, dilansir di The Independent, Rabu (15/1).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement