Kamis 16 Jan 2020 17:12 WIB

Harga Cabai dan Bawang Meroket di Lampung

Cabai merah naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 65 ribu per kg.

Rep: Mursalin yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani memanen cabai merah besar di lahan miliknya di Tegalgondo, Malang, Jawa Timur, Senin (13/1/2020).
Foto: ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO
Petani memanen cabai merah besar di lahan miliknya di Tegalgondo, Malang, Jawa Timur, Senin (13/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Harga komoditas utama dapur rumah tangga, cabai merah dan rawit serta bawang merah dan putih mulai meroket di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, Kamis (16/1). Dampaknya, para ibu rumah tangga terpaksa beli cabai dan bawang secara eceran per hari.

Berdasarkan harga jual dari pedagang di Pasar Tani Kemiling dan Pasar Induk Tamin Kota Bandar Lampung, Kamis (16/1), dalam sepekan harga cabai merah naik dari Rp 35 ribu menjadi Rp 65 ribu per kg, cabai rawit dari Rp 35 ribu menjadi Rp 55 ribu per kg.

Baca Juga

Sedangkan harga bawang merah juga meroket dari Rp 18 ribu per kg menjadi Rp 35 per kg, bawang putih biasa dari Rp 25 ribu menjadi Rp 28 ribu, bawang putih kating (harum) dari Rp 28 ribu menjadi Rp 30 ribu per kg.

Sementara komoditas sayur mayur lainnya yang dijual pedagang masih fluktuatif. Beberapa sayur mengalami kenaikan dan yang lainnya normal, seperti kol, kentang, kacang panjang, dan daun singkong, daun katu, dan bayam.

“Sekarang sudah susah untuk beli menyetok seminggu. Terpaksa beli eceran karena mahal harga cabai merah dan bawang merah,” kata Lina (53 tahun), warga Kota Bandar Lampung.

Biasanya, ibu dua anak tersebut membeli cabai merah dan bawang merah untuk kebutuhan masak tiga hari sampai sepekan. Namun, harga cabai dan bawang naik terus, ia membeli secara eceran per hari tak kurang dari seperempat kilogram.

Kenaikan harga cabai dan bawang, menurut Adi, pedagnag di Pasar Induk Tamin, karena petani sedang memasuki musim tanam. Stok cabai dan bawang dari petani berkurang, juga disebabkan faktor cuaca ekstrem belakangan. 

“Selain itu, juga faktor distribusi karena banjir biaya ongkos mahal,” ujarnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung berupaya menekan melonjaknya harga cabai dan bawang di pasar tradisional. Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung memetakan sentra produksi cabai dan bawang di Lampung yang mengalami masalah dalam produksinya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung Adiansyah mengatakan, faktor cuaca ekstrem sebagai salah satu penyebab pasokan komoditas cabai dan bawang terhambat. Menurut dia, terjadi hambatan dalam distribusi komoditas utama dapur tersebut ke pasar, dampaknya harga naik signifikan.

Dinas Perdagangan sedang memetakan daerah sentra pertanian pangan yang tidak terkendala faktor cuaca ekstrem, mencarikan solusinya dengan bekerja sama dengan agen. Tim dinas tersebut sedang mencari solusi untuk menekan harga di pasar tidak naik lagi. Setelah itu melakukan koordinasi dengan agen agar distribusi lancar dan harga dapat ditekan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement