Ahad 19 Jan 2020 06:22 WIB

Iran akan Kirimkan Kotak Hitam Pesawat Jatuh ke Ukraina

Kotak hitam pesawat Ukraina tidak akan diperiksa di Iran.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nur Aini
Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (14/1), mengatakan peradilan khusus harus dibuat untuk kasus jatuhnya pesawat Ukraina yang tanpa sengaja ditarget tentara Iran.
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran Hassan Rouhani, Selasa (14/1), mengatakan peradilan khusus harus dibuat untuk kasus jatuhnya pesawat Ukraina yang tanpa sengaja ditarget tentara Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran berencana untuk mengirimkan kotak hitam pesawat Ukraina yang jatuh ke negara asalnya. Pesawat yang diduga jatuh karena ditembak oleh militer Iran itu memicu kerusuhan di beberapa tempat, termasuk Iran sendiri yang juga mendapat tekanan dari luar negeri. 

Seorang direktur yang bertanggung jawab atas investigasi kecelakaan di Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Hassan Rezaifar berencana untuk memberikan informasi dalam kotak hitam tersebut. Bahkan, pihaknya juga akan menggunakan keahlian dari negara-negara lain seperti Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat. 

Baca Juga

"Jika upaya ini tidak berhasil maka kotak hitam akan dikirim ke Prancis," katanya, Ahad (19/1). 

Sementara itu kantor berita Iran, Tasnim, juga melaporkan bahwa pihak berwenang bersiap untuk berkoordinasi dengan para ahli dari Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat. Hal itu untuk memeriksa informasi dari data dan perekam suara milik pesawat Ukraina International Airlines yang jatuh pada Rabu (8/1) Januari lalu. 

Menurut Tasnim, kotak hitam akan lebih dulu dikirim ke Kiev atas permintaan ahli Ukraina di Teheran. Bahkan mereka menyatakan bahwa kotak hitam tidak akan diperiksa di Iran. 

Tanggapan atas pesawat jatuh yang menewaskan 176 orang itu, telah menambah tekanan internasional terhadap Iran ketika negara itu sedang berseteru dengan Amerika Serikat mengenai program nuklirnya. Menurut informasi, pesawat itu ditembak jatuh karena kesalahan Iran ketika sedang siaga tinggi untuk serangan terhadap AS. Namun demikian, pihak militer Iran membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengakui bahwa mereka telah menjatuhkannya, di mana penundaan itu memicu protes berlanjut.

Boeing 737-800 buatan AS sedang dalam perjalanan dari Teheran ke ibu kota Ukraina ketika jatuh. Sebagian besar dari mereka adalah warga Iran. Sedangkan, mayoritas lainnya ada dari Kanada yang memiliki 57 korban dari pesawat itu.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang telah mendesak untuk penyelidikan penuh terhadap pesawat yang jatuh, mengatakan pada Jumat, bahwa Iran harus mengirim kotak hitam ke Prancis.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement