REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Memasuki hari kedua sidang pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Senat, telihat jelas banyaknya tantangan yang harus dihadapi Partai Demokrat untuk menuntut presiden.
Tidak peduli berapa banyak bukti yang melemahkan Trump, semakin sulit bagi anggota Partai Demokrat untuk menyakinkan para senator dan publik AS yang terbelah menjadi dua kelompok bila bukti-bukti yang sama harus dijabarkan setiap hari. Tim yang dipimpin ketua komite intelijen House of Representative Adam Schiff membangun dakwaan atas tekanan politik yang dilakukan Trump terhadap Ukraina dan upaya menutupi 'skama korupsi'. Tapi batasannya jelas.
Karena Partai Republik menghalangi upaya mereka memanggil lebih banyak saksi, Anggota House yang bertindak sebagai jaksa dalam sidang itu harus mengandalkan bukti yang sama berulang kali berupa rekaman video kesaksian para duta besar, pejabat keamanan nasional, dan presiden sendiri.
Bagi Demokrat itu merupakan momen yang berisiko secara politis. Sebab mereka tidak hanya harus membuktikan pelanggaran Trump lakukan kepada jaksa tapi juga seluruh rakyat Amerika.
"Kami coba kasus ini ke dua juri, Senat dan rakyat Amerika, rakyat Amerika menyaksikan, rakyat Amerika mendengarkan dan mereka memiliki pikiran terbuka," kata Schiff, Kamis (23/1).
Tim pengacara Trump duduk menunggu giliran mereka. Sementara, presiden mencela sidang tersebut. Sambil bercanda ia mengatakan akan menghadapi Demokrat dengan 'duduk di kursi paling depan dan memandang wajah-wajah korup mereka'.
Pada bulan lalu, House memakzulkan Trump atas dakwaan penyalahgunaan wewenang dengan menahan bantuan militer untuk menekan Ukraina bersedia menyelidiki kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Ia juga dituduh menghalang-halangi penyelidikan Kongres.
House yang dikuasai Partai Demokrat menyatakan Trump memerintahkan pejabat-pejabat pemerintahannya menolak memberikan dokumen yang diminta atau bersaksi dalam penyelidikan tersebut. Partai Republik membela tindakan presiden tersebut.
Menurut mereka tindakan Trump dapat dibenarkan. Proses penyelidikan House juga bermuatan politis untuk menjatuhkan presiden di tengah kampanye pemilihan presiden November mendatang. Dalam kampanyenya di Iowa, Biden berpihak pada upaya untuk menurunkan presiden.
"Rakyat bertanya-tanya, 'Apakah presiden akan lebih kuat dan keras untuk dikalahkan bila ia selamat dari ini? Mungkin, ya, tapi Kongres tidak memiliki pilihan," kata Biden.
Baik anggota House selaku jaksa dan tim pengacara Trump, masing-masing mendapatkan waktu sebanyak 24 jam selama tiga hari untuk menjabarkan argumen mereka. Setelah jaksa selesai menjabarkan argumen mereka pada hari Jumat, tim pengacara Trump akan mendapat giliran. Diperkirakan mereka akan mengambil jeda libur pada Ahad (26/1). Lalu melanjutkannya pada pekan depan.
Selanjutnya, anggota House memiliki waktu selama 16 jam untuk memberikan pertanyaan dilanjutkan jawaban selama empat jam. Para jaksa dan pembela harus duduk tenang di kursi masing-masing, tak boleh bicara atau menyalahkan telepon genggam.
"Ada banyak hal yang ingin kami bantah dan kami akan bantah," kata salah satu pengacara Trump, Jay Sekulow.