Senin 27 Jan 2020 00:20 WIB

Malaysia Belum Larang Kedatangan Wisatawan Asal Wuhan

Wisatawan asal Wuhan, China belum dilarang masuki Malaysia.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, pemerintah Malaysia belum melakukan pelarangan terhadap kedatangan wisatawan asal Wuhan, China.
Foto: Republika/ Wihdan
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, pemerintah Malaysia belum melakukan pelarangan terhadap kedatangan wisatawan asal Wuhan, China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, pemerintah Malaysia belum melakukan pelarangan terhadap kedatangan wisatawan asal Wuhan, China, ke negara tersebut. Mahathir menyampaikan posisi pemerintah itu pada jumpa pers usai menghadiri Open House Tahun Baru China 2020 yang diselenggarakan Menteri Keuangan, Lim Guan Eng, dan Persatuan-Persatuan China Klang di Persatuan Hokkien Klang di Kuala Lumpur, Ahad.

Mahathir mengatakan, penyebaran virus corona, yang dikenal sebagai 2019-nCoV, di negara tersebut masih belum sampai ke tahap kritis. Dia mengatakan, kebanyakan negara sudah mengambil langkah tertentu menyusul situasi serius karena virus tersebut tidak dikenali sebelumnya.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan juga menjalankan pemeriksaan sehingga tiga pelancong yang tertular di Johor dapat ditindaklanjuti. Ia memandang, persoalannya ialah manusia melakukan perjalanan dan mobilitasnya sangat cepat.

"Sebelum sempat kita menemukan yang terjangkit, mereka sudah tiba di destinasi," katanya.

Jadi, menurut Mahathir, pihaknya tidak mungkin melakukan deteksi sepenuhnya. Ia mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan menyaring rakyat Malaysia yang berada di China sejak beberapa hari lalu sebelum memasuki kembali negara ini untuk memastikan mereka tidak menyebarkan penyakit tersebut.

Sebelumnya, Dirjen Kesehatan Malaysia, Datuk Dr Noor Hisham Abdullah, mengatakan, sebanyak 87 warga Malaysia yang pulang dari Wuhan dan sekitar wilayah Hubei bebas dari virus corona 2019-nCoV. Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail dalam jumpa pers mengatakan, semua warga yang cuti di China diminta melaporkan segera untuk pemeriksaan kesehatan.

Wisma Putra (Kementrian Luar Negeri Malaysia) memantau sebanyak 49 warga Malaysia saat ini berada di Wuhan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement