Selasa 28 Jan 2020 15:47 WIB

Harga Cabai di Petani Terus Melonjak

Kenaikan harga cabai diperkirakan terus berlanjut hingga akhir Februari

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, lonjakan harga cabai murni dipicu oleh kondisi pasokan dan permintaan. Foto petani memanen cabai di Desa Binangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, (ilustrasi).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, lonjakan harga cabai murni dipicu oleh kondisi pasokan dan permintaan. Foto petani memanen cabai di Desa Binangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situasi pergerakan harga cabai di tingkat petani terus mengalami lonjakan imbas produksi yang diyakini menurun. Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) menyatakan, kenaikan harga cabai diperkirakan terus berlanjut hingga akhir Februari mendatang.

Ketua Umum AACI, Abdul Hamid, mengatakan, khusus jenis cabai rawit merah di tingkat petani sudah dihargai Rp 65 ribu - Rp 75 ribu per kilogram (kg). Adapun cabai merah besar rata-rata dihargai Rp 45 ribu - Rp 50 ribu per kg serta cabai merah keriting Rp 55 ribu. Abdul menjelaskan, harga tersebut jauh diatas rata-rata harga normal seluruh jenis cabai berkisar Rp 25 ribu - Rp 30 ribu per kg.

Baca Juga

"Harga di tingkat petani masih terus naik dan pengaruhnya ke pasar. Kemungkinan ini masih naik lagi sampai akhir bulan Februari. Kita tidak bisa apa-apa lagi," kata Abdul saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/1).

Ia menjelaskan, harga cabai yang melonjak saat ini rata-rata yang ditanam pada bulan Oktober-November lalu. Terdapat kesalahan prediksi dari petani terkait datangnya musim penghujan. Pada bulan-bulan tersebut, sesuai tren tahunan merupakan musim awal penghujan sehingga membantu proses penanaman.