REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil bulu tangkis Indonesia yang tampil di Thailand Masters 2020 di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, 22-26 Januari lalu, harus pulang dengan tangan kosong. Hasil nirgelar yang ditorehkan putra-putri bangsa dinilai tak memenuhi target karena di bulan yang sama, Indonesia juga gagal di Malaysia Masters 2020.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Sekjen PP PBSI), Achmad Budiharto menyatakan, pihak federasi dan tim pelatih harus lebih bekerja ekstra keras mengingat para atlet yang turun di Thailand Masters 2020 merupakan lapis kedua Indonesia.
Di satu sisi, Budi berharap baik atlet utama atau sekunder, dapat memiliki kualitas yang setara untuk menghadapi rangkaian turnamen dan merebut gelar.
"Ya, secara prinsip, kami masih harus kerja keras untuk menyiapkan regenerasi pemain. Agar mereka (atlet lapis kedua) bisa menyelaraskan kemampuan dengan para seniornya," kata Budi kepada Republika.co.id, Selasa (28/1).
Setelah gagal di Thailand Masters 2020, Budi menyebut, para atlet dan pelatih tidak meratapi hasil yang dipetik. Justru, seluruh penggawa merah-putih langsung berbenah dengan mengulas dan mempelajari kekurangan dari kejuaraan terakhir. "Setiap pertandingan pasti ada review dan evaluasi dari pelatih yang jadi bahan perbaikan pada latihan berikutnya," ujar dia.
Budi belum memastikan turnamen terdekat berikutnya yang akan diikuti oleh peserta Thailand Masters 2020. Ia menyampaikan, kejuaraan selanjutnya merupakan Badminton Asia Team Championship (BATC) 2020 di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, 11-16 Februari mendatang.
Di BATC, atlet yang dipasang pun akan jauh berbeda dengan Thailand Masters 2020. Budi menegaskan, para atlet muda yang baru pulang dari Negeri Gajah Putih akan fokus berlatih di Cipayung, Jakarta Timur. "Awal Februari nggak ada kejuaraan kecuali Team Event Asia di Manila. Sementara belum ada turnamen lagi, mereka (atlet Thailand Masters) akan berlatih dulu di Cipayung," katanya.