REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Salah seorang mahasiswa Indonesia asal Pekanbaru, Riau di China, Rio Alfi, menyatakan 98 Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk mahasiswa di Wuhan, Provinsi Hubei dalam kondisi sehat.
Rio mengatakan rekan-rekan sesama mahasiswa yang berada di Wuhan tercatat ada sebanyak 93 orang. Lima orang lainnya merupakan ibu rumah tangga termasuk pekerja. Semuanya dalam kondisi sehat secara fisik.
"Teman-teman di sini, secara fisik sehat, terhindar dari virus, tapi secara psikologis sedikit down karena tidak tahu sampai kapan Wuhan akan diisolasi," kata Rio melalui sambungan telepon video dari Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (28/1).
Rio yang sedang menuntut ilmu program S2 di China University of Geosciences (CUG), tinggal bersama istri dan satu orang anaknya yang berusia lima tahun. Ia bersama keluarganya dan rekan-rekan lainnya, dianjurkan terus berada di dalam rumah untuk menghindari penyebaran virus corona.
Wuhan yang merupakan Ibu Kota Provinsi Hubei tersebut aksesnya ditutup, baik untuk masuk maupun keluar. Hal tersebut juga berdampak terhadap pasokan bahan makanan atau logistik yang kini mulai menipis.
Logistik yang dimiliki Rio dan keluarganya, saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua hingga tiga hari. Dengan menipisnya pasokan tersebut, harga bahan kebutuhan pokok di Wuhan juga dilaporkan mengalami kenaikan.
"Untuk logistik juga agak kesulitan untuk mendapatkannya. Karena transportasi dihentikan, barang yang masuk ke sini juga terbatas. Untuk mendapatkannya juga berebut dengan warga lokal," kata Rio.
Rio menambahkan, WNI yang berada Wuhan sesungguhnya ingin segera keluar dari wilayah tersebut. Akan tetapi, keputusan tersebut tidak bisa dilakukan secara pribadi dan perlu ada campur tangan pemerintah.
Sejauh ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing telah berupaya memberikan jalan terbaik bagi WNI yang ada di Wuhan, termasuk berkoordinasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Wuhan. "Kalau kami semua, tentunya ingin keluar dari Wuhan. Tapi itu perlu campur tangan pemerintah. KBRI sudah mengusahakan jalan terbaik bagi kami," kata RioAlfi.
Berdasarkan informasi yang diterima dari National Health Commission RRT, per 27 Januari 2020, jumlah total orang yang terinfeksi virus corona di China mencapai 2.823 orang dan 81 orang meninggal dunia. Di Provinsi Hubei, pemerintah China menutup akses masuk dan keluar pada 14 kota yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.