Kamis 30 Jan 2020 05:40 WIB

Maskapai Internasional Batalkan Penerbangan ke China

Air Asia menangguhkan penerbangan dari Malaysia dan Thailand ke Wuhan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Petugas mengenakan pakaian pelindung berada di sekitar pesawat yang mendarat membawa warga Jepang dari Wuhan di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, Rabu (29/1). Sejumlah maskapai menangguhkan penerbangan ke sejumlah kota di China.
Foto: KIMIMASA MAYAMA/EPA
Petugas mengenakan pakaian pelindung berada di sekitar pesawat yang mendarat membawa warga Jepang dari Wuhan di Bandara Haneda, Tokyo, Jepang, Rabu (29/1). Sejumlah maskapai menangguhkan penerbangan ke sejumlah kota di China.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Maskapai yang berbasis di Amerika Utara, Eropa, dan Asia membatalkan penerbangan ke China karena pihak berwenang di sana berupaya menahan penyebaran virus corona Wuhan. Corona telah menewaskan 132 orang dan menginfeksi lebih dari 6.000 orang di China.

British Airways, United Airlines, Air Asia, Cathay Pacific, Air India, dan Finnair telah mengumumkan rencana untuk memangkas jumlah penerbangan yang mereka operasikan ke China. Maskapai lain menawarkan pengembalian uang pelanggan untuk penerbangan ke China.

Baca Juga

Dilansir CNN, Kamis (30/1), maskapai mengambil tindakan tersebut saat virus corona yang mematikan terus menyebar. Belasan kasus dikonfirmasi di tempat-tempat seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman dan Prancis.

British Airways, yang dimiliki oleh International Airlines Group mengatakan pada Rabu (29/1) mereka telah menangguhkan semua penerbangan langsung antara Inggris dan China. Sebelumnya, Kantor Luar Negeri Inggris melarang semua penerbangan kecuali perjalanan penting ke China.

Maskapai ini mengoperasikan dua penerbangan langsung harian dari London ke China, yakni satu ke Beijing dan satu ke Shanghai. Maskapai ini mengatakan telah menangguhkan penerbangan hingga 31 Januari.

Penumpang tidak dapat memesan secara online hingga 29 Februari. Penumpang masih dapat memesan penerbangan BA ke daratan Cina melalui koneksi di kota-kota seperti Hong Kong.

Langkah maskapai ini dilakukan sehari setelah United Airlines sementara mengurangi jadwalnya antara Amerika Serikat dan tiga kota di China.

Maskapai AS tersebut mengatakan pada Selasa (28/1) bahwa penurunan permintaan yang signifikan memaksa mereka untuk menangguhkan penerbangan dari 1 Februari hingga 8 Februari antara hub AS dan Beijing, Hong Kong dan Shanghai. Secara total, 24 perjalanan pulang pergi terpengaruh.

American Airlines, Delta Air Lines dan United semua memperpanjang keringanan biaya perubahan hingga akhir Februari. Pemerintah Hong Kong mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa empat maskapai penerbangan lokal, termasuk maskapai utama Cathay Pacific, secara bertahap akan mengurangi jumlah penerbangan antara kota dan 24 tujuan di China dari 480 penerbangan per pekan menjadi 240 per pekan. Pengurangan akan berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Air Canada yang memiliki 33 penerbangan mingguan ke China, juga telah membatalkan beberapa penerbangan karena berkurangnya permintaan. Air Asia yang memiliki penerbangan dari Thailand dan Malaysia ke Wuhan, mengatakan pihaknya telah menangguhkan semua penerbangan ke kota itu hingga 29 Februari.

Air India mengatakan di Twitter bahwa penerbangannya antara Shanghai dan Mumbai, yang melalui Delhi, telah dibatalkan dari 31 Januari hingga 14 Februari. Finnair dari Finlandia membatalkan tiga penerbangan mingguan antara Helsinki dan Beijing antara 5 Februari dan 29 Maret, dan dua penerbangan mingguan antara Helsinki dan Nanjing antara 8 Februari dan 29 Maret. Maskapai akan terus mengoperasikan penerbangan ke Beijing, Shanghai, Hong Kong dan Guangzhou.

Qatar Airways dan Malaysia Airlines belum menangguhkan penerbangan, tetapi penumpang dan awak yang melakukan perjalanan dari China akan dikenakan pemeriksaan tambahan di bandara. Virgin Atlantic, Lufthansa, Air France-KLM dan Austrian Airlines mengatakan mereka sedang memantau perkembangan tetapi terus terbang ke China.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement