REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Association of The Indonesians Tours and Travel Agencies (Asita) DIY mengkhawatirkan perhatian atas penularan virus Novel corona dapat mempengaruhi sektor pariwisata di wilayah tersebut apabila virus yang menyebabkan pneumonia tersebut tidak segera ditangani secara tuntas.
“Untuk saat ini, memang belum ada dampak signifikan terhadap pariwisata di DIY meskipun sudah ada beberapa kegiatan tur yang dibatalkan,” kata Ketua Asita DIY Udhi Sudiyanto di Yogyakarta, Kamis (30/1).
Menurut dia, kegiatan tur yang dibatalkan tersebut tidak hanya berasal dari tur yang dipesan wisatawan mancanegara saja, tetapi juga berasal dari wisatawan domestik.
Ia mengatakan, banyak wisatawan memilih untuk menunda perjalanan wisata mereka hingga penularan virus corona baru tersebut dapat tertangani secara tuntas.
“Ini yang kami khawatirkan. Penyebaran virus ini tidak hanya mempengaruhi penurunan tur dari wisatawan mancanegara saja tetapi juga dari domestik. Pesanan tur sepanjang Januari ini pun lebih lamban dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya.
Oleh karena itu, Udhi berharap, pemerintah dan otoritas berwenang dapat segera melakukan penanganan penularan nCov secara tuntas termasuk dengan membentuk pusat krisis guna memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai virus tersebut.
“Akhir-akhir ini, banyak sekali berita bohong terkait penularan virus tersebut di media sosial. Suka atau tidak suka, informasi-informasi tersebut juga mempengaruhi masyarakat atau wisatawan yang kemudian memutuskan untuk mengurungkan niat mereka berwisata,” katanya.
Sedangkan bagi wisatawan mancanegara yang tetap melakukan perjalanan wisata ke DIY, lanjut Udhi, juga perlu dilakukan pengawasan secara ketat sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka bisa dilakukan penanganan dengan cepat dan tepat. “Semua pihak sudah tahu apa yang harus mereka lakukan,” katanya.
Di DIY, jumlah kunjungan wisatawan dari China berada di peringkat enam besar dengan persentase mencapai sekitar 3-4 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara. Sedangkan tiga besar kunjungan wisatawan mancanegara di DIY ditempati wisatawan dari Belanda, Singapura, dan Malaysia.
“Perlu dibuka rute-rute baru penerbangan langsung ke sejumlah negara misalnya Thailand, Vietnam bahkan ke Timur Tengah sehingga wisata di DIY semakin berkembang dan tidak selalu mengandalkan kunjungan wisatawan dari negara tertentu saja. Apalagi Yogyakarta International Airport (YIA) akan segera beroperasi secara penuh,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yetty Martanti mengatakan, sudah memperoleh surat edaran dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terkait upaya preventif penyebaran nCOv.
“Surat edaran itu menjadi acuan, seperti memantau arus kedatangan wisatawan mancanegara di pintu masuk kedatangan dan meminta asosiasi wisata untuk waspada jika ada wisatawan yang menunjukkan gejala terserang virus Corona,” katanya.
Selain itu, lanjut Yetty, agen atau biro perjalanan wisata diminta untuk memperhatikan perkembangan situasi dan kondisi serta imbauan pemerintah dalam menjual paket wisata dari Indonesia ke China atau dari China ke Indonesia.