Jumat 31 Jan 2020 20:51 WIB

Obat Anemia Terbaru untuk Penderita Ginjal Kronis

Kalbe Group tengah melakukan uji klinik fase 3 obat anemia terbaru.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien gagal ginjal melakukan cuci darah. Penderita gagal ginjal mengalami anemia hingga membutuhkan obat tambah darah.
Foto: Republika/Prayogi
Pasien gagal ginjal melakukan cuci darah. Penderita gagal ginjal mengalami anemia hingga membutuhkan obat tambah darah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 100 ribu orang terdata mengidap penyakit ginjal kronis di Indonesia. Itu berarti sekitar 0,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia mengalami masalah ginjal kronis.

Penderita ginjal kronis kerap mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah. Berbagai obat untuk mengatasi anemia pada penderita ginjal kronis pun bermunculan.

Baca Juga

Salah satu perusahaan obat yang memproduksi obat tersebut adalah PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe). Melalui anak usaha Kalbe-Genexine Biologics, Kalbe mengembangkan obat bioteknologi paten efepoetin alfa (EPO-HyFc), yaitu obat yang digunakan untuk terapi anemia pasien ginjal kronis.

Direktur Kalbe, Sie Djohan, menjelaskan efepoetin alfa berfungsi untuk memicu pembentukan sel darah merah di dalam tubuh. Obat itu dapat mengatasi kekurangan sel darah merahm terutama bagi penderita ginjal kronis atau gagal ginjal. Saat ini, obat tersebut tengah menjalani uji klinik fase 3.

"Obat ini penting karena dipakai jangka panjang," ujarnya kepada Republika.co.id dalam konferensi pers Pengembangan Obat Bioteknologi Paten: Uji Klinik Global Fase 3- Efepoetin Alfa untuk Terapi Anemia Penyakit Ginjal Kronis, di Jakarta, belum lama ini.

Penderita anemia akibat ginjal kronis, menurut Djohan, tidak cukup mendapatkan perbaikan nutrisi saja. Mereka membutuhkan obat untuk mengatasi anemianya.

Sebab, sel darah merah di produksi di sumsum tulang. Untuk bisa memproduksi sel darah merah, tubuh memerlukan eritopoitin.

"Biasanya, pada penderita ginjal, sel darah merah banyak yang rusak, kadar eritopoitin tidak mencukupi untuk memicu produksi sel darah merah sehingga dibutuhkan tambahan sebagai obatnya,” jelasnya.

Obat untuk penderita ginjal kronis yang mengalami anemia sebenarnya sudah ada di pasaran dalam bentuk injeksi. Namun, menurut Djohan, terkadang produk awal injeksi dipakai lebih sering sekitar setiap hari atau dua hari sekali. Karena itu, ada beberapa produsen obat yang mengembangkan produk-produk yang pemakaiannya bisa lebih lama jangkanya.

"Obat efepoetin alfa adalah salah satu obat injeksi yang punya efeknya cukup lama, efeknya bisa dua minggu sekali sampai sebulan sekali," jelas Djohan.

Obat terbaru ini berbeda dengan obat sebelumnya yang ada di pasaran. Molekul obat sebelumnya eritripoitin, satu protein.

“Molekul baru pada obat ini kerjanya bisa lebih panjang," kata Djohan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement