Senin 03 Feb 2020 09:31 WIB

Abu Dis, Ibu Kota Palestina Versi Trump

Abu Dis tidak ramai dengan hiruk-pikuk keagamaan, seperti Yerusalem.

Sebuah jalan di Yerussalem yang memisahkan jalan berdasarkan gender. Israel juga akan memperluas sistem segregasi yang memisahkan Yahudi dan Arab
Foto: Haaretz
Sebuah jalan di Yerussalem yang memisahkan jalan berdasarkan gender. Israel juga akan memperluas sistem segregasi yang memisahkan Yahudi dan Arab

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Dwina Agustin

Baca Juga

Abu Dis merupakan kota yang berbatasan langsung dengan Yerusalem Timur. Namanya mulai dikenal ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tempat tersebut akan menjadi ibu kota Palestina dalam rencana damai yang disusunnya.

Abu Dis terletak di sebelah timur Old City, Yerusalem. Kota tanpa keistimewaan ini memiliki jalanan tua menuju Kota Jericho, Tepi Barat. Abu Dis tidak ramai dengan hiruk-pikuk keagamaan, seperti Yerusalem yang memiliki berbagai situs milik Islam, Yahudi, dan Kristen.

Hanya terdapat aula besar yang dibangun pada zaman dulu untuk digunakan sebagai tempat parlemen Otoritas Palestina. Namun, aula itu kini terbengkalai dan tidak digunakan lagi setelah jatuhnya proses Perdamaian Oslo dan pecahnya Intifada Palestina kedua atau pemberontakan sekitar dua dekade lalu.

Sejak saat itu, warga Palestina di Abu Dis telah terpisah dari lingkungan Yerusalem ke barat. Mereka dibatasi oleh tembok beton tinggi yang dibangun Israel untuk menghentikan pelaku bom bunuh diri dan orang-orang bersenjata memasuki Kota Yerusalem.

Abu Dis memang milik otoritas Palestina di Yerusalem. Namun, lokasinya di luar distrik Israel yang batas wilayahnya ditentukan Israel setelah negara Zionis itu merebut Yerusalem Timur dari Yordania pada 1967.

Warga Palestina yang tinggal di sana pun telah terputus dari lingkungan Yerusalem oleh tembok beton tinggi yang dibangun Israel. Pembangunan itu diklaim Israel sebagai sarana untuk menghentikan pelaku bom bunuh diri dan orang-orang bersenjata memasuki kota.

Sehari setelah Trump mengumumkan bahwa Abu Dis akan menjadi ibu kota Palestina di masa depan, banyak penduduk setempat yang mencemooh ide tersebut. Seorang warga Abu Dis, Mohammed Faroun, mengatakan, ibu kota Palestina adalah Yerusalem. Sementara, penduduk lain yang menolak menyebutkan namanya menegaskan bahwa Yerusalem adalah sejarah bagi bangsa Palestina.

"Yerusalem menceritakan kisahnya sendiri. Setiap batu menceritakan tentang sejarahnya. Itu tidak pernah tentang Israel atau Amerika, itu adalah Palestina, Islam, dan Arab," ujar penduduk tersebut. n rizky jaramaya/reuters, ed: yeyen rostiyani

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement