Senin 03 Feb 2020 11:35 WIB

Hujan Iringi Keberangkatan Gus Sholah di Halim

Gus Sholah diterbangkan untuk dikebumikan di Jombang.

 Sejumlah kerabat melaksanakan shalat jenazah KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah di rumah duka, Mampang Prapatan, Jakarta,  Ahad (2/2) malam.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kerabat melaksanakan shalat jenazah KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah di rumah duka, Mampang Prapatan, Jakarta, Ahad (2/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan deras mengiringi rombongan pemberangkatan jenazah Salahuddin Wahid (Gus Sholah) di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (3/2). Jenazah Gus Sholah dibawa dengan menggunakan mobil ambulans pada pukul 08.40 WIB.

Peti jenazah Gus Sholah berwarna cokelat yang berhias bunga dimasukkan ke dalam mobil jenazah warna putih. Mobil itu dikawal oleh anaknya, Irfan Wahid alias Ipang Wahid.

Baca Juga

Peti jenazah Gus Sholah diangkat oleh petugas Banser serta para santri diiringi lantunan tahlil dan doa dari rombongan pelayat yang beberapa di antaranya sudah bermalam di rumah duka sejak Ahad (2/2) malam.

Pada pagi hari, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resmi di Jakarta, Senin menyebutkan jika seluruh wilayah di DKI Jakarta berpotensi akan diguyur hujan dengan intensitas lebat di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, hujan disertai petir di Kepulauan Seribu, serta hujan intensitas sedang di wilayah lain.

Hujan tersebut membasahi karangan bunga yang berjejer di sepanjang jalan depan gang menuju rumah duka.

Ambulans pun berangkat menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dengan diiringi rintik hujan.

Ambulans tiba di Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 09.09 WIB dan jenazah Gus Sholah langsung dibawa oleh keluarga menuju Ruang VIP Sasana Manggala Praja.

Sejumlah pejabat tampak datang dan mengantarkan almarhum ke pesawat, di antaranya ada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Arsul Sani, serta mantan Menteri Agama Lukman Hakim.

Jenazah Gus Sholah dibawa oleh personel TNI AU menuju ke pesawat dengan pengawalan ketat. Pagar masuk ke bandara dijaga banyak petugas dan awak media tidak diperkenankan masuk dan menunggu di luar.

Jenazah diterbangkan menggunakan salah satu pesawat milik Lion Group dan dijadwalkan tiba di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo sekitar pukul 11.30 WIB.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebut Gus Sholah seorang cendekiawan Muslim yang menjadi panutan semua pihak. Jokowi mengatakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia sangat kehilangan atas kepulangan Gus Sholah ke Rahmatullah.

"Semoga segala amal baik Gus Sholah diterima di sisi Allah SWT, husnul khatimah dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," kata Presiden.

Tokoh penting Nahdlatul Ulama K.H. Salahuddin Wahid adalah putra pahlawan nasional K.H. Wahid Hasyim, dan adik kandung presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, tutup usia pada pukul 20.55 WIB usai kritis menjalani perawatan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, kemarin.

Informasi wafatnya Gus Sholah pertama kali dibagikan putra Gus Sholah, Irfan Wahid (Ipang Wahid), melalui akun media sosial Facebook dan Twitternya. Rencananya Gus Sholah akan dimakamkan di kompleks Pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin petang.

Anggota Komisi VIII DPR Hidayat Nur Wahid mengenang keteladanan Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dalam menjalin silaturahmi dengan berbagai kelompok dalam masyarakat. "Beliau menjadi tokoh yang tidak pernah menutup diri untuk berdialog dan bersilaturahmi dengan seluruh kelompok anak bangsa," kata Hidayat saat melayat.

Ia mengatakan bahwa sikap dan karakter seperti itulah yang dibutuhkan oleh negara dengan beragam suku, bahasa, agama, dan budaya seperti Indonesia. "Ini yang saya yakin untuk terus digalakkan dan disegarkan ingatan keteladanan beliau agar berlanjut dan bangsa ini akan mendapatkan manfaat yang sangat besar," kata dia.

Hidayat mengatakan bahwa Gus Sholah tidak pernah lelah melakukan kebaikan dan itu membuat dia dicintai oleh semua kalangan, bukan hanya kalangan Nahdlatul Ulama (NU) saja. "Jadi rumah ini menjadi saksi bagaimana beliau dicintai oleh semuanya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement