Senin 03 Feb 2020 19:54 WIB

Si Miskin Penghuni Surga

Dalam Islam, kekayaan adalah milik Allah.

Si Miskin Penghuni Surga. Foto: Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika
Si Miskin Penghuni Surga. Foto: Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Sabrur R Soenardi

 

Baca Juga

MADINAH -- Usai melakukan Isra dan Miraj, Nabi saw bersabda, "Aku telah meninjau surga dan aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum miskin." (al-Bukhari). Benarkah Islam memandang kemiskinan sebagai suatu kelebihan sementara kekayaan adalah penghalang seseorang masuk surga?

Mari kita kaji dulu definisi kekayaan dan kemiskinan menurut Islam. Menurut agama ini, kekayaan adalah rahmat Allah. Makanya, memohon rezeki diajarkan dalam doa Rasulullah, bahkan dibaca berkali-kali setiap kita duduk di antara dua sujud dalam shalat. Hanya saja, kekayaan bukanlah keutamaan selama ia tidak dibelanjakan di jalan Allah.

Sedangkan kemiskinan, menurut Islam, adalah cobaan (ujian) terhadap ketabahan dan kesabaran seorang Mukmin. Kemiskinan bukanlah keutamaan yang secara otomatis menjadikan seorang Mukmin masuk surga sehingga kemiskinan bisa disejajarkan dengan kesabaran, ketakwaan, atau berbagai amal saleh lainnya.

Karena itu, kalimat "orang-orang yang miskin" dalam hadis tersebut harus diterjemahkan sebagai orang-orang miskin yang saleh dan bertakwa; bukan kemiskinan semata.

Sebab, kemiskinan semata-mata kadang malah merupakan bala (ujian buruk) yang bisa membawa seseorang kepada kekufuran. Banyak sekali seseorang mengalami kemiskinan lalu berkecil hati dan menentang Allah. Sikap ini bukan saja melahirkan kedengkian terhadap orang-orang kaya, bahkan menjerumuskannya pada kekufuran (murtad). Inilah maksud sabda Nabi saw, "Kemiskinan hampir-hampir membawa seseorang kepada kekufuran."

Karena itu, sangat keliru jika hadis tadi dijadikan dalil bahwa Islam menekankan agar umatnya jadi miskin atau memandang kemiskinan sebagai keutamaan menuju surga. Surga dicapai dengan takwa dan amal saleh, bukan kemiskinan. "Itulah surga yang Kami wariskan karena kelebihan amalan-amalan kamu semua." (QS al-A'raf:43).

Karenanya benar ketika Syeikh Manshur Ali Nasar, dalam kitabnya al-Taaj, menyatakan keutamaan orang-orang miskin (yang banyak masuk surga) itu bukan karena kemiskinan, tapi karena kesabaran, takwa, dan amal saleh mereka yang (biasanya) menyebabkan mereka miskin. Mereka miskin bukan karena kurang usaha, tapi karena sentiasa mengorbankan banyak harta-benda di jalan Allah, karena mereka lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri.

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement