REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Memasuki pekan pertama Februari 2020, ribuan hektare sawah yang tersebar di empat desa di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, masih belum bisa memulai tanam. Hal itu akibat ketiadaan pasokan air irigasi dan rendahnya curah hujan.
‘’Ada sekitar 1.200 hektare sawah yang sampai sekarang belum bisa tanam padi,’’ ujar Ketua Kontak Tani Nelayan andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono kepada Republika, Selasa (4/2).
Adapun empat desa yang sebagian besar lahan sawahnya belum bisa memulai tanam itu, yakni Desa Karangmulya, Karanganyar, Wirapanjunan dan Wirakanan. Meski demikian, para petani di keempat desa tersebut sebelumnya telah melakukan persemaian sejak Desember 2019.
Waryono mengatakan, areal sawah di wilayahnya sebenarnya dilalui saluran irigasi. Namun karena posisinya yang berada paling ujung dari layanan irigasi, maka air irigasi selalu habis terlebih dulu sebelum sampai ke wilayahnya.
‘’Pompanisasi pun tidak bisa dilakukan karena sumber airnya tidak ada,’’ tukas Waryono.
Waryono menyatakan, kondisi tersebut membuat petani di wilayahnya menjadi resah. Apalagi, umur persemaian mereka saat ini sudah mencapai dua bulan sehingga semestinya harus sudah ditanam sejak sebulan yang lalu.
Hal itu dibenarkan seorang petani di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur, Casmadi. Dia mengatakan, umur persemaian padinya saat ini sudah mencapai 65 hari. Persemaiannya sudah tergolong kadaluarsa karena tak kunjung ditanam akibat ketiadaan air.
‘’Kalau dalam minggu ini air datang, kemungkinan persemaian masih bisa untuk ditanam. Tapi kalau air tak datang, terpaksa harus buat persemaian yang baru,’’ keluh Casmadi.
Casmadi mengatakan, hal tersebut tak hanya dialaminya. Namun juga dialami rekan-rekannya sesama anggota kelompok Tani Makmur 3 Desa Karangmulya. Jika dijumlahkan, luas sawah petani di kelompok tersebut yang belum tanam mencapai 107 hektare.
Casmadi berharap, pemerintah bisa membantu pengairan untuk sawah di Kecamatan Kandanghaur. Apalagi, dia dan petani di daerahnya sudah mematuhi anjuran pemerintah untuk mempercepat tanam pada musim tanam rendeng 2019/2020.
Casmadi menyebutkan, percepatan musim tanam itu dilakukannya dengan melakukan persemaian kering pada 1 Desember 2019 lalu. Harapannya, persemaian bisa segera ditanam saat musim hujan datang pada Januari 2020.
Namun ternyata, sepanjang Januari 2020 curah hujan sangat rendah. Begitu pula dengan pasokan air irigasi yang tak kunjung datang.
‘’Air irigasi tidak ada, hujan juga jarang turun. Sawah saya masih kering,’’ tutur Casmadi, yang memiliki dua hektare sawah.
Casmadi pun meminta agar pemerintah betul-betul memperhatikan ketersediaan pasokan air untuk wilayahnya. Apalagi, saat ini baru memasuki musim tanam rendeng (penghujan) dan belum memasuki musim tanam gadu (kemarau).
‘’Musim rendeng saja sudah susah air seperti ini, apalagi nanti musim gadu,’’ tutur Casmudi.
Sementara itu, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, sepanjang dasarian III (tanggal 21-31) Januari 2020, curah hujan di Kabupaten Indramayu memang tergolong rendah. Yakni, 0 – 50 mm per dasarian.
‘’Namun untuk curah hujan sepanjang Januari 2020 di Kabupaten Indramayu, tergolong kategori menengah (101 – 300 mm per bulan),’’ terang pria yang biasa disapa Faiz itu.
Faiz menambahkan, untuk curah hujan pada Februari ini, diperkirakan akan masuk kategori menengah – tinggi. Untuk kategori tinggi, bisa mencapai 400 mm per bulan.